Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Rusia dan PM Jepang Ucapkan Selamat kepada Donald Trump

Kompas.com - 09/11/2016, 16:00 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com — Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (9/11/2016), mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang memenangi pemilihan presiden AS.

"Presiden Putin berharap AS dan Rusia bisa bekerja untuk mengakhiri masa-masa kritis hubungan kedua negara," demikian pernyataan resmi Kremlin.

"Membangun dialog konstruktif merupakan kepentingan kedua negara dan komunitas dunia," tambah Kremlin.

Ucapan selamat juga datang dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sekaligus menekankan bahwa kedua negara tetap akan menjaga hubungan dekat.

"Saya sampaikan selamat dari hati yang paling dalam atas terpilihnya Anda sebagai presiden baru Amerika Serikat," kata Abe lewat sebuah pernyataan resmi.

"Jepang dan Amerika Serikat adalah sekutu yang tak tergoyahkan serta dipersatukan dengan nilai-nilai universal, seperti kemerdekaan, demokrasi, HAM, dan hukum," tambah Abe.

Kemenangan Trump dipastikan pada Rabu (9/11/2016) pukul 02.30 dini hari waktu bagian timur AS.

 

Sejumlah lembaga survei memproyeksikan kemenangan Trump di negara bagian Wisconsin yang memberikan 270 electoral votes yang diperlukan Trump untuk menjadi penghuni baru Gedung Putih.

Aroma kemenangan pebisnis yang lahir pada 14 Juni 1946 ini sudah mulai tercium setelah dia tanpa terduga menghancurkan benteng pertahanan "Blue Firewall" Hillary.

Trump membuat shock pendukung Hillary dengan meraih kemenangan meyakinkan di Wisconsin dan Pennsylvania yang selalu memilih capres Demokrat sejak Pilpres AS 1988.

Revolusi "Rust Belt" untuk kemenangan Trump yang menjadi simbol terjadinya Revolusi Pekerja Berkerah Biru (blue collar) ironisnya berbasis di “Blue Firewall” milik Hillary, yaitu di Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan.

Negara bagian yang sering disebut "Rust Belt States" ini didominasi oleh pemilih berkulit putih berkerah biru yang kebanyakan tidak berpendidikan ke jenjang universitas.

Pemilih ini adalah pemilih kelas pekerja yang terpikat oleh gaya retorik populis Trump yang mengecam globalisasi dan perdagangan bebas.

Faktor itu yang diyakini mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, terutama di sektor manufaktur yang dialihdayakan ke luar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com