Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Kekuatan Filipino-Americans

Kompas.com - 05/11/2016, 10:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Ada empat juta orang Amerika berketurunan Filipina di negeri Paman Sam.

Namun, meski sebagai komunitas orang Asia-Amerika terbesar kedua, Angelica Cortez (28), profesional di bidang kebijakan publik, merasa bahwa keturunan Filipina-Amerika itu sering diabaikan.

"Mengapa tidak banyak sekolah atau jalan menggunakan nama kami? Ketidakadilan terbesar yang terjadi adalah bahwa sedikitnya ada 250.000 lelaki Filipina yang ikut berjuang bersama tentara Amerika saat Perang Dunia II. Tapi mereka tidak mendapatkan kesempatan menikmati fasilitas sebagai veteran perang, bahkan termasuk pengakuan sebagai warga negara Amerika." 

"Baru pada 2009—64 tahun pasca-Perang Dunia II—di bawah pemerintahan Barack Obama, berbagai bentuk keadilan itu diberikan kepada mereka, misalnya, kompensasi dalam bentuk uang yang membantu kehidupan para veteran dan keluarganya."

Angelica mendirikan sebuah LSM bernama "Lead Filipino" baru-baru ini yang fokus pada pengembangan kapasitas kepemimpinan "Pinoys" (kaum muda Filipina) dalam hal pelayanan publik dan kehidupan bermasyarakat.

Dengan daya tarik kepribadian dan kecerdasannya, berkarya melalui LSM adalah sangat cocok bagi Angelica yang tidak tertarik terjun langsung ke politik.

"Saya tidak membutuhkan sorotan. Saya lebih suka berkutat dengan kebijakan ketimbang politik yang banyak rapat, kadang-kadang suka jilat-menjilat, dan mengumpulkan uang."

Tumbuh besar dalam pelukan hangat keluarga besar Filipina ayah tirinya (ayah kandungnya juga orang Filipina), Angelica memiliki perasaan yang kuat terhadap warisan leluhurnya, meskipun keluarga ibunya adalah campuran Jepang dan Guam.

Dia pun menirukan ucapan sang nenek angkat kepadanya, "Kalau ada sesuatu yang hilang, kamu jamin bahwa (dia) itu pergi ke 'Balikbayan Box' (tempat para tenaga kerja Filipina di luar negeri kepada keluarganya di Filipina)!"

Saat ini Angelica sedang bersama kelompok lobi yang bekerja untuk perusahaan teknologi di Silicon Valley. Kelompok ini melibatkan pemerintah lokal, asosiasi tenaga kerja dan LSM lainnya.

Mengingat bahwa San Jose adalah pusat aktifitas politik dan pemerintahan daerah Santa Clara—salah satu daerah terkaya dan makmur di Amerika—maka tekanan agar memiliki sumber daya (kekayaan) menjadi kuat.

Namun, pengalaman telah memberi dia pemahaman mengenai bagaimana politik bekerja di tingkat akar rumput.

"Dalam sistem federal pemerintahan kami, ada banyak yang bisa kami lakukan di tingkat lokal. Contohnya, inisiatif pemerintahan daerah Santa Clara untuk meningkatkan pajak penjualan. Dari inisiatif ini diharapkan dapat menghasilkan penerimaan lebih dari 6 miliar dolar AS yang bisa digunakan untuk memperbaiki jalan dan transportasi. Supaya ini berhasil, kami membutuhkan dukungan 2/3 suara. Ini membutuhkan usaha keras."

KARIM RASLAN Angelica di sebuah acara LEAD Filipino, sebuah organisasi yang berfokus pada membangun kapasitas kepemimpinan muda Pinoys dalam pelayanan publik dan kehidupan sipil.
Ketika perbincangan beralih ke topik Presiden Filipina Rodrigo Duterte, nada suara Angelica sedikit berubah. Dia menuturkan, "Sebagian besar pekerja Filipina di luar negeri menyukai kebijakan Duterte yang jelas dan terang-terangan. Mereka menginginkan sebuah struktur, hukum dan ketertiban, serta dihilangkannya ketidakefisienan pemerintahan."

Ketika ditanyakan soal ide pemisahan Filipina dari Amerika, dia menjawab dengan diplomatis namun tegas, "Saya kira itu tidak akan benar-benar terjadi. Seseorang yang telah mendukungnya boleh jadi tak akan mendukungnya lagi. Kebanyakan orang yang bukan dari Filipina berpikir bahwa dia gila."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com