Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tunda Penjualan 26.000 Pucuk Senjata ke Filipina, Duterte Berang

Kompas.com - 03/11/2016, 19:19 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali mengumbar kecamannya terhadap Amerika Serikat.

Kali ini, kemarahan Duterte terkait tertundanya penjualan 26.000 pucuk senjata api buatan AS ke Filipina.

Kondisi ini membuat Duterte berang dan mengancam akan mengalihkan pembelian senjata ke Rusia atau China.

"Lihatlah mereka, 26.000 senjata yang kami ingin beli tidak mereka jual. Kami bisa membuat senjata rumahan di sini. Orang-orang Amerika ini sangat bodoh," ujar Duterte dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, Rabu (2/11/2016).

Senjata-senjata yang seharusnya diperuntukkan bagi kepolisian Filipina itu ditunda penjualannya setelah Senator Ben Cardin menentang penjualan itu.

Menurut staf senator asal Partai Demokrat itu, Cardin khawatir menjual senjata ke Filipina terkait kekerasan dalam perang melawan narkoba yang dikobarkan Duterte.

Berdasarkan prosedur di AS, kementerian luar negeri akan memberikan informasi kepada Kongres soal penjualan senjata ke luar negeri.

Dan, kabarnya Senator Ben Cardin menentang penjualan itu dalam proses pra-notifikasi yang kemudian secara efektif mengakibatkan penjualan senjata ke Filipina terhenti.

Sementara itu, juru bicara Kemenlu AS John Kirby enggan mengomentari tertundanya penjualan senjata ke Filipina.

Kirby hanya menegaskan, bahwa pemerintah AS berkomitmen untuk menjaga aliansi dengan Filipina.

Saat ditanya bagaimana cara pemerintah AS menjaga hubungan dengan pemerintah Filipina sementara memiliki hubungan buruk dengan Duterte, Kirby mengatakan, pemerintahan sebuah negara tidak hanya bergantung pada satu orang saja.

Kirby juga membantah Washington memiliki rencana untuk "memangkas" Duterte dan menegaskan kedua negara memiliki sejarah hubungan baik yang sangat panjang.

"Hubungan kedua negara tetap kuat. Namun, kami juga harus membangun hubungan baik dengan kepala negara. Kami berkomitmen untuk melakukan itu," ujar Kirby.

Kembali ke Filipina, kekecewaan juga menghinggapi kepala kepolisian Ronald dela Rosa, yang batal mendapatkan pasokan senapan serbu M4.

Dalam jumpa pers Dela Rosa menunjukkan sepucuk surat dari produsen senjata SIG Sauer dan mengatakan proses ekspor senjata itu ke Filipina berjalan lancar.

"Jika ini juga gagal, kami masih memiliki banyak opsi dan itu kerugian mereka, bukan kerugian kami," ujar Dela Rosa.

Pernyaataan Dela Rosa ini didukung Duterte yang menegaskan, Rusia dan China menunjukkan keinginan untuk menjual senjata ke Filipina.

"Namun, saya masih menahan diri karena saya sedang bertanya kepada militer apakah mereka masih ingin menggunakan senjata Amerika. Jika begitu, ya..tidak apa-apa," ujar Duterte.

"Saya akan memantau perkembangan ini dengan ketat dan menyeimbangkan situasi. Mereka kasar sekali terhadap kami," Duterte menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com