Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Sayyaf Dapat Uang Tebusan Rp 95 Miliar dari Penculikan

Kompas.com - 29/10/2016, 00:23 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Kelompok Abu Sayyaf mengantongi uang tebusan 353 juta peso atau sekitar Rp 95 miliar dari aksi-aksi penculikan dalam semester pertama 2016.

Hal itu disebut dalam laporan keamanan Filipina, seperti dirilis kantor berita Associated Press (AP), pada Kamis (28/10/2016).

Laporan gabungan intelijen militer dan kepolisian Filipina menyebutkan, Abu Sayyaf selama enam bulan pertama tahun ini meraup uang tebusan 353 juta peso atau sekitar Rp 95 miliar.

Dalam laporan itu disebutkan, serbuan aparat keamanan belakangan ini sempat melemahkan kekuatan Abu Sayyaf.

Namun, kelompok itu tetap menjadi ancaman dan mampu melancarkan aksi-aksi penculikan dan serangan teror.

Abu Sayyaf kini mengalihkan sasaran penculikan dan fokus pada kapal-kapal tunda yang berlayar melalui wilayah perairan antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Laporan tersebut tidak dipublikasi, namun kantor berita AP menyatakan, laporan itu diperlihatkan kepada seorang wartawannya.

Selama enam bulan pertama 2016, Abu Sayyaf melaksanakan 32 aksi pengeboman, meningkat 68 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Para militan diperkirakan memiliki lebih dari 400 pucuk senjata api dan berhasil melakukan sejumlah pelatihan teroris meski sedang menghadapi serangan militer terus menerus.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang mulai menjabat sejak 30 Juni 2016, memerintahkan militer menyerang kubu-kubu persembunyian Abu Sayyaf, setelah aksi penculikan di laut marak lagi.

Duterte sekaligus menolak perundingan perdamaian yang disebutnya "kelompok teror biadab".

Pemerintah Filipina melakukan pembicaraan dengan dua kelompok pemberontak Muslim yang lebih besar.

"Kelompok Abu Sayyaf sekarang bergeser menargetkan kapal tunda berbendera asing dan kru mereka, karena operasi militer Filipina terfokus terhadap kelompok itu," kata laporan itu.

Selanjutnya disebutkan, Abu Sayyaf diperkirakan akan mengintensifkan aksi-aksi penculikan di jalur perairan sibuk di sekitar Filipina, Malaysia, dan Indonesia.

Aksi penculikan kapal tunda dan banyak awak kapal dari Malaysia dan Indonesia sampai pertengahan tahun ini membuat ketiga negara di kawasan itu memulai perundingan tentang keamanan dan pengawasan jalur lautnya di kawasan perbatasan.

Halaman:
Sumber DW
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com