PBB Kesulitan Galang Rp 2,6 Triliun untuk Bantu Korban Kolera di Haiti

NEW YORK, KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kesulitan untuk mengumpulkan dana 200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk membantu korban wabah kolera di Haiti.

Bantuan keuangan itu menyusul pernyataan PBB yang mengatakan memiliki tanggung jawab moral untuk membantu Haiti mengatasi wabah ini yang dikaitkan dengan kesalahan pasukan penjaga keamanan PBB.

Utusan khusus PBB David Nabarro, yang memimpin negosiasi dengan negara-negara donor dan pemerintah Haiti terkait paket bantuan ini, mengaku kesulitan mengumpulkan kontribusi komunitas internasional.

"Kemungkinan kami mengumpulkan 200 juta dolar AS sangat kecil," kata Navarro, Senin (25/10/2016).

Akhir bulan ini, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dijadwalkan mengumumkan paket bantuan untuk keluarga korban kolera dan bantuan dana terpisah juga sebesar 200 juta dolar AS untuk membantu pembangunan infrastruktur kesehatan Haiti.

Terkait paket bantuan itu, Navarro mengatakan, jumlah uang untuk keluarga korban kolera yang meninggal atau komunitas yang terdampak wabah sangat memadai.

"Kami juga memberikan skema bea siswa untuk anak-anak dari keluarga korban kolera," lanjut Nabarro.

Upaya untuk menggalang dana bagi korban kolera di Haiti itu muncul di saat permintaan bantuan sebesar 120 juta dolar AS untuk membantu penanganan pasca-bencana topan Matius di Haiti tersendat.

Sejumlah petinggi PBB mengatakan, sejauh ini baru 25 persen dana bantuan bagi Haiti yang terkumpul dari seluruh dunia.

"Bencana topan itu memicu bahaya baru karena masyarakat yang terdampak bencana risiko terserang kolera sangat besar," tambah Nabarro yang baru saja kembali dari Haiti.

Sejak wabah kolera muncul pada 2010, sedikitnya 10.000 orang meninggal dunia dan 700.000 lainnya merasakan dampak buruk wabah ini. Saat ini, masih terdapat setidaknya 500 laporan kolera setiap pekannya.

Sejumlah penelitian untuk melacak jejak penyakit ini menunjukkan kemungkinan besar wabah kolera dibawa anggota pasukan penjaga perdamaian asal Nepal yang dikirim ke Haiti pasca-bencana gempa 2010.