Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Lahan Opium di Afganistan Meningkat

Kompas.com - 23/10/2016, 14:58 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Jumlah lahan opium di Afganistan tahun ini meningkat 10 persen berkat cuaca yang mendukung, kondisi keamanan yang menurun dan menurunnya bantuan internasional untuk operasi anti-narkotika.

Jumlah lahan opium menurun tahun lalu akibat musim kering yang panjang tetapi secara total selama satu dekade terakhir jumlah penanaman opium terus meningkat.

Dengan meningkatkan lahan opium tahun ini maka secara total produksi opium di Afganistan meningkat 43 persen. Demikian catatan badan PBB untuk urusan kejahatan dan narkotika (UNODC).

"Lahan opium naik 10 persen tahun ini dibanding waktu yang sama tahun lalu dari 183.000 hektar menjadi 201.000 hektar," kata Menteri Urusan Pemberantasan Narkotika Salamat Azimi kepada wartawan, Minggu (22/10/2016).

"Sebanyak 93 persen lahan berada di wilayah selatan, timur dan barat negeri ini," tambah Azimi.
 
Provinsi Helmand yang bergolak, di wilayah selatan Afganistan, tetap menjadi daerah dengan lahan opium terbesar di negeri itu disusul Badghis, Kandahar, Uruzgan, Nangarhar dan Farah.

Semua daerah yang menjadi penghasil opium terbesar ini secara kebetulan merupakan daerah-daerah yang berada di bawah cengkeraman pemberontak.

Sejumlah pejabat menyebut salah satu penyebab meningkatkan lahan perkebunan opium adalah berkurangnya bantuan internasional dan semakin tak amannya sejumlah wilayah di Afganistan.

Upaya pemberantasan menemui kegagalan. Hanya sekitar 305 hektar opium dimusnahkan tahun ini, sebuah penurunan hingga 91 persen dibanding tahun lalu.

"Tahun ini, penolakan pertani atas pemusnahan lahan kebun opium ditunjukkan dalam bentuk serangan terhadap tim pemusnahan," demikian laporan PBB.

Namun, masih ada sedikit kabar baik, yaitu jumlah provinsi di Afganistan yang dinyatakan bebas dari opium sebanyak 13 provinsi, dibanding 14 provinsi tahun lalu.

Tahun lalu, jumlah lahan yang ditanami opium di Afganistan menurun untuk pertama kalinya sejak 2009. Penyebabnya adalah kekeringan dan hanya dianggap sebagai penurunan sementara.

Para petani opium di Afganistan, yang adalah negeri penghasil opium terbesar di dunia, seringkali dipaksa membayar pajak kepada Taliban.

Uang dari pajak opium itu kemudian digunakan Taliban untuk membiayai pemberontakan mereka terhadap pemerintah Afganistan dan pasukan NATO yang mendukung pemerintah.

"Sebagian besar perang di Afganistan dibiayai opium. Di manapun Anda melihat opium di Afganistan maka pasti ada perang di sana," kata Baz Mohammad Ahmadi, wakil menteri dalam negeri urusan pemberantasan narkotika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com