Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Mahkota Thailand Minta Penobatannya Ditunda Satu Tahun

Kompas.com - 16/10/2016, 19:08 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Putra Mahkota Kerajaan Thailand Maha Vajiralongkorn menginginkan penobatannya ditunda setidaknya selama satu tahun.

Raja Bhumibol Adulyadej meninggal pada Kamis (13/10/2016) dan Vajiralongkorn telah mengatakan ingin lebih banyak waktu untuk berkabung atas kematian ayahnya.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-Cha, lewat pidatonya di televisi, menyatakan agar rakyat Thailand tidak khawatir terhadap proses suksesi.

Masalah suksesi ini telah didiskusikan ketika putra mahkota Vajiralongkorn memanggil para pemangku kerajaan dan PM Prayuth dalam sebuah audiensi.

"Putra Mahkota meminta warga agar tidak bingung atau khawatir mengenai pemerintahan negara atau bahkan tentang suksesi," kata Jenderal Prayuth dalam pernyataan yang disampaikan melalui televisi.

"Dia mengatakan saat ini semua orang mengatakan, dia masih bersedih, jadi semua pihak harus menunggu sampai kami melewati saat-saat sedih ini," tambah Prayuth.

Pertanyaan mengenai kemampuan putra mahkota untuk menggantikan posisi Raja Bhumibol Adulyadej telah muncul sejak dulu, meskipun aturan mengenai keistimewaan keluarga kerajaan atau lese-majeste melarang diskusi terbuka mengenai masalah ini.

Jenderal Prayuth merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta militer pada 2014 lalu yang menggulingkan pemerintahan sipil dan berjanji akan menggelar pemilu tahun depan.

Monarki berperan sebagai pemersatu di Thailand saat pergolakan politik terjadi di negara itu. Dan dalam hal ini, Raja Bhumibol, yang meninggal dalam usia 88 tahun, merupakan figur yang dihormati sebagian besar warga Thailand.

Warga Thailand berkabung dengan menggunakan pakaian serba hitam di masa berkabung yang sudah ditentukan selama satu tahun.

Sejauh ini belum diperoleh informasi jadwal upacara kremasi untuk jenazah Raja Bhumibol Adulyadej.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com