Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Adopsi Resolusi tentang Yerusalem, Israel Batalkan Kerja Sama dengan UNESCO

Kompas.com - 14/10/2016, 16:28 WIB

TEL AVIV, KOMPAS.com - Pemerintah Israel, Jumat (14/10/2016), menghentikan kerja sama dengan UNESCO, setelah organisasi kebudayaan PBB itu mengadopsi dua resolusi terkait wilayah Yerusalem Timur yang dianeksasi negeri itu.

Dalam sepucuk surat  yang dikirimkan untuk Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova, menteri pendidikan Israel Naftali Bennett menuding organisasi itu mengabaikan ikatan bangsa Yahudi dengan Jerusalem selama ribuan tahun.

"Saya sudah memberi kabar kepada komisi nasional Israel untuk UNESCO untuk membatalkan semua aktivitas profesional dengan organisasi ini," kata Naftali. 

Sebelumnya, pengesahan Organisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mengenai Yerusalem dianggap sebagai pesan jelas kepada Amerika dan Israel.

 

Nabil Abu Rdeinah, juru bicara Presiden Palestina, mengatakan, keputusan internasional yang menentang pendudukan Israel dan kebijakannya adalah pesan kuat bagi Israel.

"Kebijakan itu adalah pesan jelas bahwa masyarakat internasional tidak menerima dilindunginya pendudukan dan diciptakannya status kekacauan serta ketidak-stabilan," katanya.

Abu Rdeinah mendesak AS agar mengkaji kebijakan kelirunya yang mendorong Israel mempertahankan pendudukannya atas wilayah Palestina.

Ia juga mengatakan upaya itu "adalah pesan jelas kepada Israel bahwa negara tersebut harus mengakhiri pendudukannya”.

Israel harus mengakui Negara Palestina dengan Yerusalem Timur, termasuk tempat suci Islam dan tempat Kristen, sebagai ibu kotanya.

"Israel harus mengakhiri kebijakannya terhadap rakyat Palestina, yang hanya memberi sumbangan bagi suasana negatif ketidak-stabilan dan kebijakan ini tentu saja ditolak oleh masyarakat internasional," kata Abu Rdeinah.

Pada Kamis (13/10/2016) pagi, UNESCO mengesahkan upaya gabungan Palestina-Arab yang menolak setiap kaitan atau hubungan antara rakyat Yahudi dan tempat-tempat suci serta lokasi di Yerusalem, kata Radio Public Israel.

Sementara Presiden Mahmoud Abbas menyambut baik resolusi tersebut dan mengatakan di dalam siaran persnya,  "Itu adalah kemenangan penting buat rakyat Palestina dan mereka yang terus melindungi Masjid Al Aqsha."

Rakyat Palestina ingin Yerusalem Timur, yang diduduki oleh Israel pada 1967, menjadi ibu kota Palestina. Sedangkan Israel berkeras Yerusalem yang bersatu adalah "ibu kota abadi Israel".

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com