Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Warga AS Membenci Hillary, Mengapa?

Kompas.com - 13/10/2016, 06:47 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sedikit sekali calon Presiden Amerika Serikat (AS) yang begitu tak disukai seperti Donald Trump dan Hillary Clinton.

Namun serangan terhadap Hillary terkadang melewati batas, mengungkapkan kebencian terbuka dari para penyerangnya. Mengapa?

Misalnya, Emily Longworth (25), dari Negara Bagian Georgia.

Ini komentarnya tentang Hillary, "Ia berbohong, penipu, perempuan narsistik yang tak layak mendapat apapun kecuali penjara seumur hidup."

Komentar panjang lebar Emily membuat orang menonton videonya baik di kanal sosial media Facebook maupun YouTube.

Emily menjadi juru bicara kelompok yang berjualan kaos bertuliskan, "Penjarakan Hillary".

Menurut mereka Hillary patut dipenjarakan untuk kontroversi investasi properti Whitewater di tahun 1990-an

Daftar kesalahan

Hillary juga dianggap bertanggungjawab untuk serangan terhadap area diplomatik Amerika di Benghazi, Libya tahun 2012, ketika ia menjabat Menteri Luar Negeri.

Istri mantan Presiden Bill Clinton itu juga dianggap bersalah menggunakan server surat elektronik pribadi ketika sedang menjabat.

Banyak warga AS yang sepakat Hillary tercemar oleh kontroversi ini, dan mungkin bisa menjelaskan masih banyak yang tak suka pada dirinya.

Namun kebanyakan pengkritiknya menahan diri dari bahasa seperti yang dipakai oleh Emily Longworth, yang akhirnya diblok oleh Facebook karena melanggar "standar kepantasan komunitas".

Orang seperti Longworth tidak banyak, tetapi berisik.

Di beberapa kesempatan kampanye Trump, beberapa pendukungnya berteriak, "Penjarakan Hillary!"

Beberapa lagi memakai kaos bertuliskan "Trump that Bitch". Ada lagi yang menggambarkan Hillary sebagai "pengabdi setan" dan memakai tagar #Killary di media sosial.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com