Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Penjara-penjara di Eropa Menjadi Lahan Radikalisasi

Kompas.com - 11/10/2016, 16:47 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Berbagai penjara di Eropa justru menjadi lokasi terbaik bagi kelompok-kelompok militan untuk melakukan radikalisasi. Demikian hasil penelitian sebuah lembaga riset di Inggris, Selasa (11/10/2016).

Pusat Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik Internasional (ICSR) menemukan, kelompok militan dan organisasi kriminal melakukan perekrutan dari kelompok orang yang sama.

Kemunculan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) semakin memperkuat kaitan antara kejahatan dan terorisme. Demikian hasil laporan yang meneliti profil para anggota yang direkrut di Eropa sejak 2011.

Ternyata ISIS tidak mencari anggota di universitas atau lembaga-lembaga keagamaan, organisasi ini lebih memilih merekrut orang dengan latar belakang kriminal di kawasan miskin, penjara, dan permukiman kumuh.

Penjara, menurut penelitian itu, menyediakan stok siap pakai pemuda bermasalah yang siap "dipetik" untuk diubah menjadi orang-orang radikal.

Direktur ICSR Peter Neumann mengatakan, batas antara kejahatan dan militansi kini semakin kabur.

"Penjara menjadi lokasi penting sebagai tempat di mana pembentukan jaringan terjadi," ujar Neumann.

"Apalagi dengan meningkatnya penangkapan terkait terorisme membuat kami yakin, penjara menjadi semakin signifikan sebagai tempat memupuk gerakan militan," lanjut Neumann.

Neuman menambahkan, proses radikalisasi semakin cepat karena banyak penghuni penjara yang sudah melakukan banyak kejahatan berat sehingga menjadi ekstremis bukan sebuah lompatan yang terlalu besar.

Merekrut anggota baru di dalam penjara juga memungkinkan kelompok-kelompok militan menularkan kemampuan mereka, termasuk pengetahuan tentang persenjataan dan pembiayaan kegiatan lewat kejahatan.

Penelitian ini membandingkan 79 anggota kelompok militan asal Eropa yang memiliki latar belakang kriminal dari Belgia, Inggris, Denmark, Perancis, Jerman dan Belanda.

Semua orang ini pernah pergi ke luar negeri untuk terlibat dalam perang sebelum pulang kembali dan melakukan aksi terorisme di Eropa.

Selama lima tahun terakhir diperkirakan lebih dari 5.000 warga negara-negara Eropa Barat terbang ke Timur Tengah untuk bergabung dengan ISIS dan Front Al-Fateh Sham, yang pernah berafiliasi dengan Al Qaeda.

Studi itu mengungkap sebanyak 57 persen dari seluruh warga Eropa itu pernah meringkuk di dalam penjara dan sedikitnya 27 persen menjadi radikal saat menjalani hukuman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com