Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Jerman Kejar Pengungsi Suriah yang Diduga Rencanakan Serangan Bom

Kompas.com - 10/10/2016, 16:13 WIB

CHEMNITZ, KOMPAS.com - Kepolisian Jerman, Minggu (9/10/2016), mengejar seorang pria yang diduga merencanakan sebuah serangan bom. Sebelumnya rekan satu apartemen pria itu ditangkap dalam sebuah penggerebekan.

Polisi kemudian memperketat pengawasan di bandara dan stasiun kereta api sementara keberadaan tersangka utama Jaber Albakr (22) belum diketahui.

Polisi juga tidak mengetahui apakah Jaber masih memiliki bahan peledak atau senjata api dalam pelariannya ini. Kondisi ini membuat polisi meminta warga agar meningkatkan kewaspadaan mereka.

Sementara itu, polisi masih menanyai rekan satu apartemen Jaber, yang sudah didakwa membantu aksi teror, setelah dia ditangkap pada Minggu.

Pasukan kepolisian juga menggerebek kediaman seorang pria yang diduga adalah bagian dari jejaring Jaber yang berjarak sekitar delapan kilometer dari apartemen sang buron.

Jaber berhasil meloloskan diri dari sergapan polisi yang menggerebek apartemennya di kota Chemnitz, 260 kilometer sebelah selatan Berlin, pada akhir pekan lalu.

Polisi sempat melepaskan tembakan saat melihat seseorang meninggalkan apartemen itu, tetapi dia berhasil lolos. Demikian dikabarkan mingguan Spiegel yang menyebut lolosnya Jaber adalah sebuah kegagalan kepolisian.

Namun, juru bicara kepolisian Tom Bernhardt membantah operasi tersebut mengalami kegagalan karena target utamanya melarikan diri.

"Polisi harus berhati-hati karena kami tak tahu apakah dia membawa bahan peledak bersama detonatornya atau tidak. Dan petugas juga mengkhawatirkan keselamatan warga lain di tempat itu," ujar Bernhardt.

Polisi, lanjut Bernhardt, menemukan beberapa ratus gram substansi bahan peledak yang lebih berbahaya dari TNT di dalam apartemen tersangka.

"Bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit, bahan ini bisa mengakibatkan kerusakan hebat," lanjut dia.

Media lokal mengabarkan, materi yang akhirnya dimusnahkan tim penjinak bahan peledak itu adalah TATP, bahan peledak rumahan yang dikenal dengan nama "ibu setan" dan digunakan dalam serangan di Paris serta Brussels.

Polisi akhirnya menangkap tiga orang yang diduga sebagai rekan Jaber, tetapi kemudian melepaskan dua orang dan menahan satu orang lainnya yang adalah warga negara Suriah.

Mingguan Spigel menulis, Jaber masuk ke Jerman pada 18 Februari 2015 dan dua pekan kemudian mengajukan permohonan suaka. Permohonan ini dikabulkan pemerintah Jerman pada Juni di tahun yang sama.

Polisi mengatakan, sebelum mendapatkan nama Jaber, mereka sudah mengikuti 80 petunjuk yang saat ditelusuri mengarahkan aparat keamanan ke kediaman Jaber.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com