Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya Presiden Duterte Minta Maaf karena Samakan Dirinya dengan Hitler

Kompas.com - 03/10/2016, 10:42 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Minggu (2/10/2016), akhirnya meminta maaf terkait pernyataan yang menyamakan dirinya dengan diktator Jerman Adolf Hitler.

Meski meminta maaf, Duterte tetap bersikukuh dia tak bersalah dalam mengobarkan perang melawan narkoba dan tetap akan membunuh jutaan pengedar narkoba.

Akhir pekan lalu, pernyataan Duterte menyulut kontroversi karena dia menyamakan perang melawan narkoba yang dia kobarkan sama dengan kebijakan Hitler memusnahkan bangsa Yahudi dalam Perang Dunia II.

Duterte mengatakan, pernyataan itu hanyalah reaksinya terhadap kritik yang menyandingkan dia dengan pemimpin Nazi itu.

"Jadi saya bilang, 'betul saya Hitler, tapi yang saya bunuh adalah pengedar narkoba'," kata Duterte dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi nasional itu.

"Namun, itu bukan berarti bahwa yang saya katakan salah, hanya artinya tidak seperti itu. Jadi saya dengan tulus meminta maaf kepada bangsa Yahudi," tambah Duterte.

"Saya tak pernah berniat (menghina Yahudi), tetapi masalahnya para pengkritik menggunakan Hitler untuk disamakan dengan saya. Meski demikian, saya tetap akan membunuh yang tiga juta ini," Duterte menegaskan.

Duterte (71) memenangakan pemilihan presiden dengan mudah setelah sepanjang kampanye dia menebar janji akan menghancurkan peredaran narkoba dengan membunuh pukuhan ribu orang.

Sejak berkuasa pada 30 Juni lalu, Duterte memegang janjinya yang kemudian mengakibatkan lebih dari 3.000 orang tersangka pengedar narkoba tewas.

Sebanyak 1.200 orang tewas dalam baku tembak dengan polisi, sedangkan sekitar 1.800 orang lainnya tewas dibunuh orang tak dikenal.

Selain meminta maaf soal pernyataannya terkait Hitler, dalam kesempatan yang sama Duterte kembali menyerang Barat khususnya Amerika Serikat. Dia bahkan berniat mengusir semua tentara AS yang kini berada di negeri itu.

"Saya tak suka orang Amerika. Mereka meremehkan saya di hadapan publik. Jadi saya katakan: kalian semua bodoh!" ujar Duterte berapi-api.

Duterte bahkan mengancam akan membatalkan perjanjian pertahanan dengan AS yang tertuang dalam Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan Berkelanjutan (EDCA) yang mulai berlaku Januari lalu.

Dalam perjanjian yang diteken pendahulu Duterte, Benigno Aquino memberikan akses kepada militer AS untuk masuk ke lima pangkalan militer utama Filipina untuk mengimbangi kehadiran China di Laut China Selatan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com