Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2016, 10:31 WIB

KARACHI, KOMPAS.com - Orang-orang yang tinggal di gedung tinggi dengan lahan terbatas di kota akan berpendapat bahwa tempat tinggal mereka terlalu kecil untuk ditambahkan hewan peliharaan.

Ada juga yang mengatakan, tempat tinggal mereka hanya cocok untuk hewan kecil, seperti kucing, anjing, kelinci,  tikus, dan burung.

Tidak demikian halnya dengan pria Pakistan, Ejaz Ahmad, seperti dilaporkan situs berita Metro.co.uk, Kamis (29/9/2016).

Ia justru membeli anak banteng dan sapi untuk dipelihara di tempat tinggalnya berlantai empat di Karachi tahun 2012.

Akan tetapi, kini, empat tahun kemudian setelah ide cemerlangnya itu, ia terpaksa harus menghubungai layanan darurat untuk menolongnya.

Ahmad meminta agar hewan peliharaannya, yang dikadangkan di dek lantai empat tempat tinggalnya di Karachi untuk diturunkan ke tanah.

Betapa bingungnya pria itu, bahwa dua hewan itu telah tumbuh menjadi besar dan sudah tidak muat lagi untuk diturunkan lewat tangga seperti saat ia pertama kali membawa dua ternak itu ke atas.

Itu sebabnya sebuah crane besar pun digerakkan ke tempat tinggalnya untuk mengevakuasi dua hewan besar tersebut ke tanah.

Metro/Getty Banteng diturunkan dari lantai empat sebuah rumah atau tempat tinggal di Karachi, Pakistan.
Sapi dan banteng itu telah tinggal di kandang buatan di dek lantai empat tempat tinggal Ahmad, tanpa pernah menginjak tanah selama empat tahun.

Kali ini ia mengatakan, memindahkan hewan itu ke tanah sebenarnya sebuah ide yang buruk.

“Lingkungan di Karachi ini sangat sempit dan tidak ada ruang terbuka. Saya ingin menjaga sapi di rumah saya dan atap rumah ini adalah satu-satunya pilihan.

"Saya membeli sapi dan merawatnya di atas dan semuanya baik-baik saja,” katanya.

"Kami sudah mencoba untuk membawa mereka turun melalui tangga, tetapi ternyata hal itu tidak mungkin lagi dilakukan sehingga saya pun memanggil derek." Ujarnya lagi.

Adegan yang dramatis terihat ketika deret setinggi 60 menurunkan hewan di depan ratusan warga yang menontonnya.

Seorang juru bicara untuk layanan darurat mengatakan, "Saya tidak pernah terlibat dalam tugas penyelamatan seperti ini sebelumnya."

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com