Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeluarkan karena Sering Membolos, Dua Pelajar Tikam Guru di Depan Kelas

Kompas.com - 29/09/2016, 16:40 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com - Dua orang pelajar menikam hingga tewas seorang guru di depan para muridnya setelah salah satu dari murid itu dikeluarkan karena terlalu sering membolos.

Mukesh Kumar, seorang guru bahasa Hindi di sebuah sekolah negeri di Nangloi, wilayah barat New Delhi, dipukuli dan ditikam seorang siswa saat tengah mengawasi ujian pada Senin (26/9/2016).

Sang penikam dibantun seorang temannya yang tengah mengikuti ujian. Siswa itu meninggalkan kursinya dan membantu temannya tersebut menghabisi Kumar.

Pria berusia 50 tahun itu sempat dilarikan ke rumah sakit Balaji tetapi akhirnya meninggal dunia karena luka-lukanya yang terlalu parah.

Media setempat mengabarkan, kedua siswa berusia 17 dan 18 tahun itu sebelumnya sudah diperingatkan bahwa keduanya bisa tak diizinkan mengikuti ujian karena terlalu sering membolos.

Kedua siswa itu ditangkap beberapa jam setelah melakukan penyerangan dan kepada polisi mengaku inisiator serangan adalah siswa yang sudah dikeluarkan dari sekolah.

Harian Indian Express mengabarkan, kedua siswa itu kehilangan akal sehat dan menyerang sang guru dengan menggunakan pisau dan meninggalkannya bergelimang darah di lantai kelas.

"Saya sedang mengumpulkan kertas ujian saat tiba-tiba mendengar suara gaduh dan melihat dua siswa berlari. Saat saya hampiri, saya melihat Pak Kumar berlumuran darah dan langsung kami bawa ke rumah sakit," ujar seorang guru kepada stasiun televisi NDTV.

Guru itu menambahkan, kedua murid yang menjadi tersangka penikaman itu sudah beberapa kali gagal dalam ujian.

"Insiden itu terjadi sekitar pukul 17.00 atau 17.30. Kedua siswa menyerang guru bahasa Hindi, Mukesh dengan sebilah pisau. Mukesh dilarikan ke rumah sakit Balaji yang meminta kami membayar uang deposit untuk perawatan," ujar seorang staf pengajar, Gulab Sharma kepada harian The Hindu.

Kematian Mukesh Kumar itu kemudian memicu aksi unjuk rasa besar-besaran dari para guru di dekat sekolah tempat pembunuhan terjadi.

Para guru mendesak pemerintah menjamin keselamatan mereka karena sejumlah guru pernah menerima ancaman dan pelecehan setelah menghukum siswa karena membolos atau hal lainnya.

Selain itu, sekolah-sekolah negeri di New Delhi memboikot pelaksaanan ujian dan mogok mengajar sebagai protes terkait kematian Mukesh Kumar.

Asosiasi Guru Sekolah Negeri (GSTA) mendesak pemerintah memberi kompensasi untuk keluarga Kumar sebesar Rp 2 miliar dan menempatkan polisi di sekolah-sekolah.

Keluarga Kumar menyalahkan polisi dan sekolah setelah mengabaikan ancaman pembunuhan yang sempat diterima mendiang.

"Peristiwa ini sangat mengejutkan bagi kami. Dia sudah mengeluhkan perilaku buruk sejumlah pelajar kepada kepala sekolah tetapi tak ada tindakan yang diambil otorita sekolah," kata Neelam, istri Kumar, kepada harian The Hindu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com