Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Lempar Tiga Anak Lewat Jendela dan Pukul Istri karena Bergaya Hidup Barat

Kompas.com - 29/09/2016, 16:32 WIB

BERLIN, KOMPAS.com – Seorang ayah migran melempar tiga anaknya keluar rumah lewat jendela dan menyerang istrinya sebagai hukuman karena sang istri bergaya hidup seperti orang Barat.

Akibatnya, dua anaknya menderita patah tulang dan tengkorak kepala mereka pun retak. Sedang seorang satu anaknya lagi menderita luka ringan.

Media Inggris Daily Mirror edisi Rabu (28/9/2016) melaporkan, sang ayah dari keluarga migran dari Suriah yang kini ditampung di Jerman itu didakwa mencoba melakukan pembunuhan.

Sang ayah sampai tega melemparkan keluar tiga anaknya lewat jendela tempat penampungan karena ia kesal terhadap istrinya yang mengadopsi gaya hidup Barat.

Media lokal di Jerman melaporkan, dua anaknya, yakni seorang putri dan putra, menderita patah tulang kaki dan tangan. Tulang tengkorak keduanya pun retak.

Sedangan satu putrinya yang lain hanya menderita luka memar di sebagian besar tubuhnya. Kekerasan rumah tangga itu terjadi sebuah pusat penampungan migran di Jerman.

Sidang pengadilan telah digelar untuk mendengar keterangan tersangka, sang ayah berusia 35 tahun itu, yang juga buta huruf itu.

Pria tersebut berharap, istrinya tetap patuh dengan kultur Suriah dan perannya sebagai istri ketika keluarga ini bermigrasi ke negara manapun di Eropa.

Menurut Daily Mirror, sang istri tampaknya tidak menuruti peringatan suaminya. Itu sebabnya sang suami melemparkan tiga anak mereka lewat jendela lantai pertama di tempat penampungan.

Insiden itu tepatnya terjadi di gedung bekas restoran China yang telah beralih menjadi tempat penampungan migran di Lohmar, dekat Cologne, North Rhine-Westphalia, Jerman barat.

Tulang tengkorak seorang putri berusia tujuh tahun dan putra berusia lima tahun retak di banyak bagian. Tulang kaki dan tangan juga patah. Seorang putri berusia satu tahun terluka ringan.

Di sidang pengadilan, ibu dari ketiga anak tersebut menjelaskan bahwa ia tidak mau diperlakukan seperti wanita dengan “peran tradisional” Arab.

Sikap perempuan Suriah berumur 31 tahun itu membuat suaminya berang. Suaminya didakwa  menyiksanya berulangkali dan hal itu menguatkan pengaduan yang dibuat pada Januari 2016.

Menyusul pengaduan pada Januari itu, sang istri pun diancam dengan kata-kata, “Jika engkau mengulanginya lagi, saya akan melemparkan anak-anak keluar lewat jendela”.

Di pengadilan, sang istri mengatakan, ia mengira kata-kata suaminya itu bukan sebuah ancaman serius.

Suaminya pernah mengeluh lewat telepon kepada saudaranya bahwa istrinya tiba-tiba berubah, tidak ingin dikekang dan tidak patuh pada suami ketika telah tiba di Eropa.

Hakim mengatkan, pria Suriah itu, yang telah menyebabkan anak dan istrinya terluka, harus bertanggung jawab secara pidana.

Jaksa mengatakan,  terdakwa frustrasi menghadapi perilaku istrinya.

Kasus lain sebelumnya, pada Februari, terungkap bawah kekerasan dalam rumah tanggan migran juga akibat kawin paksa semasa mereka berada di negara asalnya, sesuatu yang sangat berbeda dengan di Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com