Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Menangi Debat Pertama Pilpres AS, Hillary atau Trump?

Kompas.com - 28/09/2016, 06:03 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Setelah dua calon presiden Amerika Serikat meninggalkan panggung debat, dialog terus berlanjut di Universitas Hofstra, Hempstead, New York, tempat di mana debat berlangsung.

Para pakar politik dan mahasiswa memperdebatkan siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam perdebatan yang berlangsung Selasa (27/9/2016) WIB.

Di kampus Hofstra, mahasiwa dan pakar mengkaji setiap kata-kata dan gerakan tubuh yang dilakukan kedua calon presiden dalam debat pertama calon presiden Amerika tahun 2016 tersebut.

Setelah debat berakhir, tak putus-putus muncul klaim kemenangan.

Mark Cuban, seorang milyarder AS mengatakan, "Clinton memberikan jawaban mendalam."

"Dia tidak ragu-ragu. Trump hanya membalas, dan sebagaimana orang yang membalas, jika pukulan balasan tidak mengenai sasaran, ia akan merasa frustrasi dan makin nekad," sambung Cuban.

David Plouffe, seorang strategis politik juga sependapat, "Saya pikir, ketika debat berlangsung, Trump kehilangan fokus."

"Maksud saya, ada beberapa saat di mana Trump lupa sendiri apa yang sudah diucapkannya," kata Plouffe.

Beberapa anggota faksi Republik, termasuk mantan Wali Kota New York Rudolph Giuliani, segera menilai Trump sebagai calon presiden yang lebih siap memulihkan penegakan hukum dan ketertiban, serta ekonomi.

Kebijakan Giulani yang kontroversial, "stop and frisk" yaitu kebijakan di mana aparat keamanan boleh memberhentikan dan menggeledah seseorang yang dicurigai, dipuji-puji oleh Trump dalam debat tersebut.

"Clinton benar-benar palsu. Ia gagal sebagai menteri luar negeri dan apa yang ditunjukkannya malam ini merupakan bentuk kebodohan luar biasa mengenai ekonomi," kata dia.

"Bagaimana anda bisa mempertahankan lapangan kerja di negara ini jika anda mengenakan pajak lebih tinggi kepada pebisnis?" sambungnya.

"Mengapa pebisnis ingin membayar pajak yang lebih tinggi?" ujar dia lagi.

Di luar ruang debat, banyak mahasiswa yang menonton debat itu sama bersemangatnya dengan pakar-pakar politik.

"Trump adalah seorang pembicara yang sangat baik. Orang meremehkan kemampuan bicaranya, caranya menyampaikan pesan," ujar Brandon Lebowitz, salah satu mahasiswa yang menghadiri nonton bareng debat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com