Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Mengaku Punya Temperamen yang Baik, Hillary Pun Beri "Pukulan Balik"

Kompas.com - 27/09/2016, 11:59 WIB

HEMPSTEAD, KOMPAS.com — Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menuduh rivalnya, Donald Trump, sebagai sosok yang sangat mudah terprovokasi.

Jika terpilih menjadi presiden, maka sosok seperti itu berpotensi menjadi risiko untuk AS. Misalnya terkait persoalan perang, dan bahkan kebijakan tentang senjata nuklir.

Sebelumnya, Trump mengklaim dirinya memiliki pengendalian temperamen yang jauh lebih baik dari Hillary.

Hal itu dituturkan Trump dalam salah satu bagian pada acara debat pertama Pilpres AS di Hemstead, New York, Selasa (27/9/2016) WIB.

"Saya mempunyai penilaian yang jauh lebih baik dari Hillary. Saya pun memiliki temperamen yang sangat baik daripada dia," kata Trump seperti dikutip Associated Press.

Komentar Trump ini kontan mengundang derai tawa dari para tamu undangan yang memadati aula kampus Universitas Hofstra.

Hillary pun menanggapinya dengan tertawa, sambil berujar, "Wooooo, okay."

Baca: Hillary Buktikan Trump Awali Karier Politik dengan Kebohongan Rasial

Selanjutnya, Hillary membalasnya dengan "menyerang" dukungan Trump terhadap kebijakan perang AS. 

Hillary mengatakan, Iran sudah sangat dekat dengan pembangunan senjata nuklir ketika dia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS.

Terkait kondisi itu, Hillary menilai, Trump tidak memiliki penilaian yang baik ataupun juga temperamen yang apik. Sebab, dia menantang negara untuk berperang hanya karena isu yang sepele.

Misalnya, soal ejekan di Twitter. 

Kemudian, Hillary kembali memberi pukulan kepada Trump saat pengusaha kaya itu menyebut Hillary tak memiliki stamina untuk menjadi presiden.

Trump sempat mempertanyakan kebugaran Hillary untuk memegang jabatan sebagai presiden.

Namun, dengan ringan, Hillary menjawab, seharusnya Trump tak lagi mempertanyakan kebugarannya karena dia telah membuktikan kekuatannya saat harus menjalani pekerjaan sebagai Menlu AS. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com