Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Jabat Tangan Kolega Pria, Wanita Ini Mundur dari Pekerjaannya

Kompas.com - 23/09/2016, 18:15 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Seorang perempuan Muslim meninggalkan pekerjaannya setelah dia diharusnya bersalaman dengan para kolega prianya.

Sejak Agustus lalu, Fardous el-Sakka, sudah bekerja sebagai guru pengganti di Kunskapsskolan, kelompok sekolah independen di kota Helsingborg, Swedia.

Sebagai Muslim, perempuan 20 tahun itu menolak berjabat tangan dengan kolega prianya dan menggantinya dengan cara menangkupkan kedua tangan di dada dengan sedikit membungkukkan tubuh.

Namun, saat salah seorang kolega prianya keberatan dengan cara Sakka menyapa ini, dia dipanggil kepala sekolah dan diharusnya mengikuti tata cara di tempat itu jika dia masih ingin bekerja.

Kepala sekolah Kunskappsolan Helsingborg, Lidijia Munchmeyer kepada harian Expressen mengatakan, pria rekan kerja Sakka merasa dirinya diperlakukan diskriminatif.

"Sekolah kami tak membedakan cara memperlakukan orang-orang. Itulah yang kami sampaikan kepada para siswa, jadi para guru harus melakukan hal yang sama," ujar Lidija.

Namun, Sakka yang langsung mengundurkan diri usai bertemu dengan kepala sekolah, membawa masalah ini ke badan ombudsman yang mengatur kesetaraan.

Sebagai anggota serikat guru Unionen, kasus yang menimpa Sakka langsung dibawa ke badan tersebut.

Kepada harian The Local, Sakka mengatakan, ini adalah kali pertama dirinya bermasalah dengan caranya menyapa orang lain. Dia mengatakan, tak memikirkan untuk kembali bekerja di sekolah itu.

"Sekolah itu sangat spesial bagi saya karena saya pernah bersekolah di sana. Namun, saya tak yakin bisa kembali ke sana," kata Sakka.

Sementara itu, Lidija Munchmeyer menegaskan, manajemen sekolah tidak memecat Sakka karena perempuan itu memilih untuk mengundurkan diri.

"Saya sudah dengan hati-hati menekankan bahwa masalah ini tak terkait dengan keyakinannya, tetapi hanya membahas caranya yang berbeda dalam memperlakukan kolega pria dan wanita. Dia bersedia menjabat tangan kolega wanita tetapi tidak untuk pria," kata Lidija.

Insiden itu muncul hanya beberapa bulan setelah seorang anggota dewan di sebuah kota dipaksa mengundurkan diri setelah menolak menjabat tangan seorang jurnalis perempuan.

Politisi Partai Hijau Yasri Khan mengatakan, menjabat tangan seseorang yang berbeda jenis kelamin adalah perilaku yang teralu intim dan memilih menaruh tangan di dadanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com