Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2016, 18:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lemak selalu dianggap buruk bagi kesehatan. Sehingga, menyingkirkan lemak dalam asupan makanan sehari-hari dianggap sebagai cara terbaik mencegah kegemukan dan penyakit kardiovaskular.

Namun, menurut peneliti senior dan ahli nutrisi dari Fonterra, Elisabeth Weichselbaum, lemak tak seburuk yang dikira. Justru lemak berkontribusi memberikan manfaat untuk kesehatan.

"Para ahli kini setuju, bahwa lemak marupakan bagian penting dari diet yang sehat dan tidak benar telah menyalahkan lemak yang merugikan kesehatan," kata Elisabeth di Jakarta, Rabu (22/9/2016).

Elisabeth mengungkapkan, lemak membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K ke dalam tubuh agar tetap sehat. Tanpa lemak, manfaat vitamin yang larut dalam lemak tersebut pun tidak didapatkan tubuh.

Selain itu, lemak juga membantu mempertahankan berat badan sehat. Keberadaan lemak dinilai sebagai komponen yang membantu pemenuhan nutrisi. Bagi anak-anak misalnya, lemak dibutuhkan untuk pertumbuhan dan bisa didapatkan dari susu

"Anak-anak disarankan untuk minum susu full fat karena tinggi energi. Itu mereka perlukan untuk pertumbuhan," jelas Elisabeth.

Menurut Elisabeth, anggapan lemak membuat seseorang kegemukan hanyalah mitos. Kegemukan terjadi, karena jumlah kalori pada tubuh berlebihan dibanding yang dibutuhkan. Ia juga menyangkal bahwa lemak jenuh adalah lemak jahat dan berdampak buruk pada kardiovaskular.

Sejumlah ahli juga mulai menentang pandangan lemak jenuh adalah lemak jahat. Berdasarkan penelitian lebih lanjut, lemak jenuh bersifat netral atau tidak berdampak buruk pada kardiovaskular.

Bukti penelitian menunjukkan, lanjut Elisabeth, susu berlemak bahkan berkaitan dengan penurunan risiko stroke, diabetes, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik.

Meski demikian, bukan berarti asupan lemak harus ditingkatkan dan jadi berlebihan. Konsumsilah dalam batasan yang dianjurkan untuk mendapat manfaat sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com