Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Parlemen Belanda Tolak Berjabat Tangan dengan Netanyahu

Kompas.com - 15/09/2016, 10:08 WIB

DEN HAAG, KOMPAS.com - Anggota parlemen Belanda, Tunahan Kuzu, menolak berjabat tanggan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang memberinya tangan.

Kuzu mengatakan, seperti dilaporkan The Independent pada Kamis (15/9/2016), sikapnya itu sebagai bentuk protes terhadap pelanggaran atas warga sipil Palestina di oleh tentara Israel.

Berdasarkan video yang beredar, tampak anggota parlemen Belanda itu mengenakan pin bendera Palestina di dadanya. Ia menolak berjabat tangan dengan Nentanyahu.

Kuzu sebenarnya mantan anggota parlemen Partai Buruh yang lalu mendirikan Partai Denk, partai multi-etnis dan proimigrasi pada 2014.

Politisi Belanda itu mengambil sikap tegas itu sebelum Netanyahu akan menghadiri pertemuan di Den Haag dengan komisi parlemen Belanda selama kunjungan dua harinya ke Belanda.

Kuzu menarik tangannya ketika pemimpin Israel menyodorkan tangan ke arahnya. Kuzu pun mendekapkan tangan kanannya di dada, dan mengatakan kepada Netanyahu, “Saya menolak berjabat tangan dengan Anda”.

Kemudian, dalam sebuah pernyataannya di Facebook, Kuzu mengatakan, sikapnya itu sebagai bentuk protes terhadap pelanggaran terhadap warga sipil Palestina di bawah rezim militer Israel.

Kuzu mengatakan, menyusul insiden yang terjadi pada 7 September 2016 itu, ia  menjauhi Netanyahu untuk menunjukkan perlawanan atas tindakan Isreal di Gaza dan Tepi Barat.

Ia menduga rekaman itu akan digunakan Netanyahu untuk mempromosikan "demokrasi dan keamanan di kawasan" – kata-kata yang acap digunakan Netanyahu untuk menggambarkan Israel.

AFP Anggota parlemen Belanda, Tunahan Kuzu, menolak berjabat tanggan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyodorkan tangan kepadanya di Den Haag.
Menyusul insiden itu, Netanyahu mengatakan dalam pesan videonya, “Hari ini kita telah melihat contoh yang lain – tentang mereka yang menginginkan perdamaian dan yang tidak,” yang tampaknya merujuk pada Kuzu. 

Netanyahu mengatakan, "Para pemimpin Palestina benar-benar menuntut sebuah negara Palestina dengan satu pra-syarat, 'Tidak ada orang Yahudi'. Ini disebut pembersihan etnis dan permintaan itu memalukan'."

Presiden Palestina yang didukung Barat, Mahmoud Abbas, telah menyatakan bahwa negara Palestina masa depan tidak akan mengizinkan pemukim Israel untuk menetap di dalam wilayah perbatasannya.

Ribuan orang dilaporkan melakukan aksi protes menentang kunjungan Netanyahu di Den Haag.  Mereka mengusung plakat “Seret Bibi Nentanyahu ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC),” dan “Bebaskan Palestina, Boikot Israel,” kata Press TV.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, mengatakan dalam pidatonya bahwa pemerintahnya menyeruhkan permukiman Yahudi di Palestina agar segera dihentikan. Pemerintah takkan menghalangi upaya warganya untuk mengambil bagian dalam seruan untuk memboikot Israel.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com