Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok, China dan Rusia Gelar Latihan Militer Bersama di Laut China Selatan

Kompas.com - 11/09/2016, 16:02 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - China dan Rusia pada Senin (12/9/2016) akan memulai latihan militer bersama selama delapan hari di Laut China Selatan tepatnya di lepas pantai provinsi Guangdong.

Latihan gabungan ini digelar di saat sengketa wilayah di perairan itu memanas setelah mahkamah arbitrasi di Den Haag, Belanda memutuskan China tak memiliki dasar hukum untuk mengklaim seluruh wilayah perairan tersebut.

Kabar rencana latihan perang ini disampaikan AL China lewat akunnya di mikro blog Weibo pada Minggu (11/9/2016).

Latihan perang dengan sandi "Joint Sea-2016 itu" akan melibatkan kapal-kapal perang, kapal selam, jet-jet tempur, helikopter serbu dan para marinir kedua negara.

Selain itu, kedua angkatan perang juga akan menggelar latihan pertahanan, penyelamatan dan operasi anti-kapal selam. Tak hanya itu, latihan perebutan pulau juga dilakukan.

Sementara, para prajurit marinir akan menggelar latihan khusus dengan menggunakan peluru tajam, pertahanan pulau dan operasi pendaratan dalam sebuah latihan terbesar yang pernah digelar kedua negara itu.

China sebelumnya mengumumkan pihaknya akan menggelar latihan perang rutin yang ditujukan untuk memperkuat kerja sama pasukan dan bukan untuk mengancam negara lain.

China dan Rusia yang memiliki hak veto di DK PBB dan memiliki sejumlah pandangan yang sama dalam percaturan politik dunia misalnya masalah krisis Suriah.

Selain itu, Rusia adalah pendukung utama China dalam sengketa Laut China Selatan khususnya setelah tuntutan Filipina dimenangkan mahkamah arbitrase di Belanda.

Posisi politik ini membuat China dan Rusia dalam banyak hal berseberangan dengan AS dan negara-negara Eropa Barat lainnya.

China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan yang diprediksi kaya cadangan minyak dan gas serta merupakan lalu lintas barang yang bernilai 5 triliun dolar AS setahun.

Namun, negara-negara lain seperti Malaysia, Brunei, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim serupa di sejumlah titik perairan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com