Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Nelayan Malaysia Diduga Diculik Abu Sayyaf di Perairan Sabah

Kompas.com - 11/09/2016, 14:31 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Tiga awak sebuak kapal nelayan Malaysia diculik di perairan tempat kelompok militan Abu Sayyaf biasa melakukan penculikan.

Insiden itu diyakini terjadi pada Sabtu (10/9/2016) malam di lepas pantai Pulau Pom Pom yang merupakan lokasi wisata bahari terkenal di negara bagian Sabah, Malaysia.

"Kapal itu berbendera Malaysia," kata Wan Abdul Bari Abdul Khalid, kepala Komando Keamanan Sabah,  Minggu (11/9/2016), tanpa merinci kewarganegaraan ketiga orang itu.

Khalid juga tak memberikan tanggapan soal dugaan kelompok militan Abu Sayyaf sebagai pelaku penculikan tersebut.

Pada Mei lalu, Abu Sayyaf membebaskan 14 pelaut Indonesia setelah diculik selama beberapa waktu. Insiden ini kemudian memicu kerja sama antara Malaysia, Indonesa dan Filipina untuk melakukan patroli bersama.

Pada Juli, kepolisian Malaysia mengatakan, lima warga negeri itu yang menjadi kru sebuah kapal tunda diculik Abu Sayyaf di perairan Sabah.

Abu Sayyaf adalah sebuah kelompok sempalan beranggotakan beberapa ratus orang militan. Kelompok yang dibentuk pada 1990-an dengan bantuan Al Qaeda ini, diyakini sudah meraup banyak uang dari hasil uang tebusan penculikan.

Meski para pemimpin Abu Sayyaf menyatakan sumpah setia kepada ISIS, para analis menyimpulkan tujuan utama kelompok ini adalah mencari uang lewat penculikan bukan untuk mendirikan sebuah negara Islam.

Pada April dan Juni lalu, Abu Sayyaf memenggal dua warga negara Kanada setelah permintaan uang tebusan tidak dipenuhi. Dan tahun lalu, seorang warga Malaysia juga dipenggal dengan alasan yang sama.

Saat ini, militer Malaysia di Sabah sedang dalam kondisi waspada  mencari para militan dari Filipina selatan yang melarikan diri setelah Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan tentaranya untuk meningkatkan serangan terhadap militan Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com