Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Gencatan Senjata, 105 Orang Tewas akibat Serangan Udara di Suriah

Kompas.com - 11/09/2016, 10:44 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Serangan udara di wilayah yang dikuasai kelompok oposisi Suriah dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 105 orang.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (10/9/2016), sehari  setelah AS dan Rusia mengumumkan rencananya untuk melakukan gencatan senjata yang secara efektif akan dimulai Senin (12/9/2016).

Serangan udara itu menyasar sebuah pasar di Provinsi Idlib dan menewaskan hingga 60 orang. Di Provinsi Aleppo, sedikitnya 45 orang tewas akibat serangan udara yang sama.

Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) melaporkan, serangan udara itu terjadi Sabtu (10/9/2016) di kota Anadan dan Hreitan, dekat  Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah yang juga merupakan ibu kota Provinsi Aleppo.

Gencatan senjata yang rencananya digelar sejak Senin (11/9/2016) itu akan diikuti semacam koordinasi Rusia dan AS untuk memerangi kelompok-kelompok militan.

Kolompok militan utama di Suriah adalah Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan Front (Jabhat)  Fateh al-Sham yang tidak lain merupakan sayap Al Qaeda di Suriah.

Berdasarkan kesepakatan itu, pemerintah Suriah akan mengakhiri misi tempur di daerah-daerah tertentu yang dikuasai oleh oposisi.

Turki dan Uni Eropa menyambut baik rencana ini, tetapi mereka memperingatkan bahwa masih dibutuhkan aksi lebih lanjut.

Skema itu akan membutuhkan kepatuhan baik dari rezim Presiden Bashar al Assad maupun oposisi 'untuk memenuhi kewajiban mereka,' kata Menlu John Kerry di Geneva, Swiss, Jumat (7/9/2016),

Pihak oposisi mengisyaratkan siap untuk mematuhi skema itu, kata Lavrov, dengan syarat pemerintah Suriah 'menunjukkan kesungguhan.'

Sementara Lavrov mengatakan Rusia telah menginformasikan kepada pemerintah Suriah tentang kesepakatan itu dan pemerintah Suriah 'siap untuk mematuhinya.'

Turki mengatakan kesepakatan itu harus ditindaklanjuti upaya bantuan di tingkat awal. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, lebih melihat skema tersebut bisa membuka jalan bagi suatu transisi politik.

Adapun juru bicara kelompok oposisi Suriah mengatakan rencana itu memberikan harapan, tetapi mereka menginginkan langkah lebih detil tentang bagaimana kesepakatan itu ditindaklanjuti.

Kantor berita SANA melaporkan,  Pemerintah Suriah mendukung kesepakatan itu.

Hingga sejauh ini, perang saudara yang telah berjalan lebih dari lima tahun di Suriah telah menewaskan lebih dari 290.000 orang.

Di luar itu, lebih dari 11 juta orang mengungsi. Baik yang mengungsi di dalam negerinya sendiri di Suriah, tetapi separuh lainnya telah melarikan diri ke luar negeri.

Jerman adalah salah satu sasaran utama migrasi dari Suriah. Dari sekitar 45 persen pengungsi anak di Jerman, sebagian besarnya datang dari Suriah dan mereka tanpa orangtua.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com