MANILA, KOMPAS.com - Para investor AS di Filipina, Jumat (9/9/2016), memperingatkan perang melawan narkoba yang brutal dan kegemaran Presiden Rodrigo Duterte yang kerap mengumbar pernyataan kontroversi bisa membahayakan investasi asing di negeri itu.
Perang melawan narkoba ini memang meningkatkan popularitas Duterte di dalam negeri tetapi memicu kecaman internasional termasuk dari PBB dan berbagai organisasi HAM.
Kamar Dagang AS di Filipina memperingatkan, kondisi ini bisa memberi dampak buruk investasi asing di negeri kepulauan tersebut.
"Semakin meningkatkan jumlah korban tewas dalam perang melawan narkoba bisa merusak citra Filipina, beberapa investor kini bertanya apakah kebijakan ini melanggar undang-undang," demikian pernyataan tertulis Kadin AS di Filipina.
Amerika Serikat adalah rekan dagang terbesar kedua Filipina setelah China. Selain itu, AS juga merupakan salah satu sumber terbesar investasi asing di negeri itu.
"Hubungan AS dan Filipina yang secara tradisional sangat kuat kini tegang akibat pernyataan keras pemimpin Filipina yang juga membuat para investor khawatir," tambah Kadin AS.
Hubungan AS dan Filipina memburuk setelah pekan ini Duterte melontarkan kata-kata kasar terhadap Presiden Obama yang mengkritik kebijakan perang melawan narkoba yang sudah menewaskan hampir 3.000 orang selama dua bulan terakhir.
Alhasil, Obama membatalkan rencana pertemuannya dengan Duterte di sela-sela KTT Asia Timur di Vientiane, laos.
Namun, keduanya kemudian sempat menggelar pertemuan singkat dan Obama meminta Duterte menggelar perang anti-narkobanya dengan "cara yang benar".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.