Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Uzbekistan Islam Karimov Dikabarkan Meninggal Dunia

Kompas.com - 02/09/2016, 16:39 WIB

ALMATY, KOMPAS.com - Setelah beberapa hari kabar mengenai kondisi kesehatan Presiden Uzbekistan Islam Karimov (78) simpang siur, tiga sumber diplomatik menyebut Karimov telah meninggal dunia.

"Ya, dia (Karimov) telah meninggal dunia," ujar salah seorang sumber kepada Reuters, Jumat (2/9/2016).

Karimov sejak akhir pekan lalu dirawat di rumah sakit, diduga kuat akibat menderita pendarahan otak.

Islam Karimov lahir pada 30 Januari 1938 dan dibesarkan di sebuah panti asuhan di kota kuno Samarkand.

Dia kemudian mempelajari teknik mesin dan menapaki karier di Partai Komunis Uni Soviet hingga menjadi pemimpin partai Komunis Uzbekistan pada 1989.

Karimov kemudian memimpin Uzbekistan di masa transisi setelah runtuhnya Uni Soviet tanpa ada perlawanan apapun terhadap pemerintahannya.

Satu-satunya tantangan bagi Karimov adalah ketika terjadi perebutan kekuasaan di dalam keluarganya sendiri pada 2013.

Sejak merdeka pada 1991, Karimov memimpin negeri penghasil kapas ini menentang dominasi Barat dan fundamentalisme Islam.

Sejumlah organisasi HAM berulang kali menuding rezim Karimov membasmi dan menyiksa lawan-lawan politiknya dan menggunakan tenaga kerja paksa untuk mengembangkan industri kapas.

Karimov tentu saja membantah semua tudingan itu, termasuk kabar bahwa dia merebus hidup-hidup dua terduga anggota kelompok ekstremis pada 2002.

Salah satu tuduhan paling berat adalah pembantaian ratusan pengunjuk rasa di kota Andijan, wilayah timur negeri itu pada 13 Mei 2005.

Pemerintahan Karimov membantah tuduhan tersebut dan menyebut kekerasan yang muncul adalah respon melawan ekstremisme Islam.

Meski dikecam banyak melanggar HAM, tetapi Uzbekistan menjadi ajang perebutan pengaruh antara AS dan Rusia.

Berulang kali para pejabat top AS, termasuk Menlu John Kerry dan Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke negeri terpadat di Asia Tengah itu untuk memastikan pengaruh mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com