Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gadis Yazidi (3-Habis): Berkat Ketabahan, Dunia Mesti Tahu

Kompas.com - 31/08/2016, 10:05 WIB

Jerman mengucurkan dana sebesar 95 juta Euro untuk program tiga tahun.

Di antaranya dana akan digunakan untuk membawa para korban kekejaman ISIS ke jerman dan mendapat perawatan.

Media Jerman, Deutch Welle melaporkan, Kizilhan, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam trauma, diminta untuk membantu.

Pria berlatar belakang Kurdi, lahir di Turki dan dapat berbicara bahasa Kurdi, termasuk dialek Yazidi, Jerman, Turki, Persia, Inggris, dan bahkan beberapa bahasa Arab.

Dari dari Februari 2015 hingga Januari 2016, tim kecil yang terdiri dari berbagai ahli pergi ke kamp-kamp pengungsi di Irak utara.

Kizilhan melakukan 14 kali perjalanan dan mewawancarai lebih dari 1.400 perempuan dan anak-anak yang ia temukan.

Pria pemberani itu mencoba untuk menentukan siapa yang akan mendapat manfaat terbaik dari program yang terbatas ini.

Pada akhirnya, ia memutuskan 1.100 perempuan dan anak perempuan mulai usia 4 tahun hingga 56 tahun yang akan mendapatkan bantuan.

Kizilhan dan timnya kemudian bertemu dengan pemimpin agama kepala Yazidi, Baba Sheikh, di situs suci Lalish.

Sang tokoh yang dihormati itu sepakat agar para korban tidak merasa terkucil atas apa yang mereka alami.

Malahan Kizilhan mencium kepala para korban dan mengatakan kepada komunitas mereka, ia sangat bangga atas ketabahan mereka.

Yasmin masih 16 tahun usianya ketika ia dan adiknya terpisah dari keluarga mereka ketika mereka melarikan diri ke pegunungan, ditangkap dan ditahan ISIS.

"Semua gadis diculik. Pria tewas dan para perempuan dan anak-anak dibawa. Mereka mengajar anak-anak bahasa Arab,” katanya.

Yasmin melanjutkan, “Mereka memaksa anak-anak bekerja dan mengajar mereka untuk membunuh orang-orang seperti mereka. Setelah itu saya melarikan diri dengan adik. Kondisi saya masih sangat buruk."

Setelah tujuh hari, mereka melarikan diri. Meski sudah lolos dari ISIS, Yasmin masih takut dan selalu menangis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com