Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte: Saya Bukan ISIS "Idiot" yang Bakar Wanita karena Tolak Berhubungan Seks

Kompas.com - 29/08/2016, 19:26 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, menegaskan, kebijakan "berdarah" untuk melawan narkoba yang digagasnya bukan tindakan genosida.

Sejauh ini tercatat, sudah ada hampir 1.800 orang yang tewas terkait dengan penyalahgunaan narkoba. Baik mereka yang diduga sebagai pengguna, maupun pengedar, dan juga gembong besar.

Seperti diberitakan Associated Press, Duterte pun bersedia mendekam di penjara jika ada gugatan hukum atas keputusannya itu. Hal itu dilakukan untuk membela pada petugas yang telah melaksanakan kebijakannya itu.

Duterte meyakini adanya perbedaan antara langkah yang dilakukannya, dengan pembantaian yang dilakukan Presiden Suriah Bashar Assad, atau aksi biadab kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

"Genosida? Memangnya siapa yang saya bunuh? Saya tidak membunuh anak-anak. Saya tidak menjatuhkan bom macam Presiden Assad," kata Duterte.

Pernyataan Duterte ini diungkapkan dalam sambutan Hari Pahlawan, di hadapan para veteran perang, duta besar, dan pejabat tinggi pemerintahan lainnya, Senin (29/8/2016).

"Saya berjuang melawan kriminal," tegas dia.

Duterte pun lantas membandingkan langkahnya dengan perbuatan teroris ISIS yang dia sebut sebagai kelompok "idiot".

"Saya tidak membakar wanita hanya karena mereka menolak berhubungan seks," ungkap Duterte.

Tercatat, ada 1.779 terduga pengguna dan pengedar narkoba yang sudah dibunuh oleh Duterte dalam pemerintahannya yang baru seumur jagung itu.

Jumlah orang yang tewas itu termasuk 712 orang yang tewas dalam kontak tembak dengan aparat kepolisian.

Sementara, sudah ada 600.000 pengguna, dan penyalur narkoba yang menyerahkan diri kepada otoritas setempat, karena takut dibunuh.

Genosida atau genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com