Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taksi Tanpa Sopir di Singapura, Gratis

Kompas.com - 26/08/2016, 15:29 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Mobil dan taksi tanpa sopir menjadi tren baru saat ini. Banyak perusahaan terlihat mencoba mengambil peluang dengan melakukan langkah-langkah maju, hingga fase percobaan.

Seperti diberitakan, Jumat (26/8/2016), di Singapura, Anda kini mulai bisa menumpang taksi tanpa sopir. Layanan ini pun tanpa dipungut biaya, selama masa uji coba.

Namun, dalam masa uji coba, tentunya masih ada sopir di depan untuk mengambil alih kemudi jika ada hal-hal di luar perkiraan.

Perusahaan tersebut adalah nuTonomy, perusahaan rintisan pengembang piranti lunak untuk mobil tanpa sopir yang berada di Amerika Serikat.

Perusahaan itu didirikan pada 2013 oleh dua peneliti MIT yang khusus berkecimpung di bidang robotik dan teknologi tanpa pengemudi.

Perusahaan ini mempunyai kantor-kantor tak hanya di AS tapi pun di Singapura.

Baca: Singapura Segera Operasikan Taksi Tanpa Sopir

Awal tahun ini, nuTonomy menjadi perusahaan pertama yang mendapatkan izin dari pemerintah Singapura untuk menguji mobil tanpa pengemudi di sebuah daerah kecil di negara itu.

Namun, karena nuTonomy bukan produsen mobil, maka kendaraan-kendaraan yang digunakan bukan kendaraan yang 'futuristik dan mengkilap'.

Kendaraan yang dipakai adalah mobil-mobil kecil merek Renault dan kendaraan elektrik Mitsubishi yang telah dilengkapi dengan piranti lunak dan kamera dari nuTonomy.

Uji-coba taksi baru ini terdiri dari enam armada, masing-masing dilengkapi sistem rumit menggunakan laser yang beroperasi seperti radar untuk memonitor areal di sekitar mobil.

Tentu, dengan ditambahi beberapa kamera yang terhubung dengan piranti lunak.

Taksi-taksi ini akan berjalan di daerah yang hanya seluas empat kilometer persegi di bagian barat Singapura.

Juga, ada lokasi penjemputan dan penurunan penumpang yang sudah ditetapkan. Jadi penumpang tidak bisa naik dan turun semau mereka.

Uji coba ini pun bukan untuk setiap orang. Anda harus mendaftar dulu. Sejauh ini hanya beberapa orang yang mendaftar program tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com