Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan "Facebooker" Dituduh Mengejek Pemimpin Junta dan Lakukan Penghasutan

Kompas.com - 23/08/2016, 19:33 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com – Pengadilan militer Thailand, Selasa (23/8/2016), mendakwa delapan orang telah melakukan penghasutan lewat akun Facebook mereka dan mengejek pemimpin junta militer.  

Kantor berita Agence France-Presse menyebutkan, delapan facebooker itu telah menjadi korban terbaru dari tindakan keras rezim junta militer yang alergi terhadap perbedaan pendapat.

Sejak mengambil alih pemerintahan melalui kudeta pada 2014, pemerintah Perdana Menteri Prayut Chan-ocha telah mengekang kebebasan berekspresi.

Sudah puluhan pengeritik pemerintah dan kerajaan dihukum atau berurusan dengan hukum. Kasus yang paling umum ialah karena komentar mereka yang diunggah di media sosial.

Human Rights Wacth mengatakan, delapan pengguna Facebook ditangkap pada April lalu dalam sebuah operasi militer di Bangkok dan provinsi Khon Kaen di Thailand timur laut.

Mereka menghadapi dakwaan tujuh tahun penjara karena menampilkan meme dan foto Prayut –  mantan panglima militer yang merebut kekuasaan dari PM Yingluck Shinawatra dua tahun lalu.

"Pengadilan menuduh delapan orang itu dan kemudian memanggil mereka untuk melakukan pembelaan," kata pengacara kelompok, Winyat Chartmontree.

Mereka telah didakwa melakukan penghasutan dan melanggar UU tindak kejahatan komputer, dua UU kerajaan yang secara luas digunakan secara rutin untuk membungkam kritik masyarakat.

Kasus kejahatan, hasutan, dan tuduhan pencemaran nama baik kerajaan telah melonjak sejak junta merebut kekuasaan dalam kudeta Mei 2014.

PORNCHAI KITTIWONGSAKUL / AFP Panglima Angkatan Bersenjata Thailand, Jenderal Prayut Chan-O-Cha
Beberapa orang bahkan telah dihukum penjara selama 30 tahun karena tulisan mereka di Facebook, yang dianggap menghina kerajaan.

Pemerintah telah membela tindakan keras atas kebebasan berbicara dengan mengatakan hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memulihkan konflik politik yang telah melanda Thailand dalam dua.

Namun,  para pengeritik mengatakan junta telah bertekad melumpuhkan jaringan politik yang loyal kepada pemerintah terguling, faksi yang dipimpin oleh mantan PM Thaksin Shinawatra dan saudari kandungnya, Yingluck Shinawatra.

Setiap hari Jumat, Prayut menyampaikan pidato yang disiarkan secara nasional bertajuk "Kembalikan Kebahagiaan kepada Rakyat."

Dalam pidatonya pekan lalu Prayut menyinggung ketidaksukaannya kepada media sosial.

"Saya tidak pernah menggunakan media daring atau platform media sosial untuk berkomunikasi dengan publik," katanya.

"Saya lebih memilih untuk hanya bertemu muka dengan muka melalui jalur resmi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com