Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Pengebom Bunuh Diri Anak-anak di Turki Bukan yang Pertama

Kompas.com - 22/08/2016, 12:51 WIB

ANKARA, KOMPAS.com — Bom bunuh diri di Gaziantep, Turki, yang menewaskan 51 orang itu diyakini dilakukan oleh anak-anak berusia antara 12-14 tahun.

Namun, penggunaan anak-anak untuk aksi teror sudah kerap dilakukan sebelum tragedi Gaziantep itu.

Turki menuding dalang bom bunuh diri itu adalah ISIS, tetapi penggunaan anak-anak bukan hanya monopoli ISIS, hampir semua kelompok militan pernah menggunakan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri.

ISIS

Kelompok ini diketahui kerap menggunakan anak-anak dalam menggelar serangan bunuh diri di Irak dan Suriah.

Salah satu aksi bom bunuh diri dengan korban terbesar adalah serangan di stadion sepak bola Baghdad pada 25 Maret 2016 yang menewaskan 29 orang.

Aksi pelaku yang diyakini masih berusia remaja itu juga melukai lebih dari 40 orang yang hadir di stadion tersebut.

ISIS mengklaim bertanggung jawab dan merilis foto remaja berusia 16 tahun yang disebutnya sebagai pelaku pengeboman.

Boko Haram

Kelompok-kelompok HAM dan Unicef mencatat peningkatan signifikan penggunaan anak-anak sebagai pengebom bunuh diri oleh kelompok militan asal Nigeria ini.

Dalam laporannya awal tahun ini, Unicef menyebut satu dari lima aksi bom bunuh diri yang diklaim Boko Haram di Nigeria, Chad, dan Kamerun dilakukan anak-anak.

Di Nigeria, Human Right Watch (HRW) mengatakan, sejak Boko Haram mengobarkan pemberontakan pada 2009, kelompok ini sudah merekrut ratusan bahkan mungkin ribuan anak-anak dan menggunakan puluhan dari mereka, terutama anak perempuan, sebagai pelaku bom bunuh diri.

Al Qaeda

Kelompok militan ini memiliki catatan panjang merekrut anak-anak dan melatih mereka sebagai pengebom bunuh diri.

Pimpinan Al Qaeda Abu Musab al-Zarqawi menggunakan anak remaja sebagai pengebom bunuh diri untuk memerangi pasukan AS di Irak sebelum dia tewas akibat serangan udara AS pada 2006.

Al Qaeda di Irak kemudian menjadi embrio terbentuknya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kelompok-kelompok bersenjata Palestina

Hamas, Jihad Islam, dan beberapa kelompok lainnya menggelar kamp musim panas untuk memberikan pelatihan militer kepada anak-anak.

Kelompok-kelompok ini tidak pernah mengirim anak-anak dalam sebuah misi bunuh diri. Meski demikian, dalam perlawanan Palestina pada awal 2000-an, beberapa anak berusia 16 tahun ikut melakukan bom bunuh diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com