Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Zimbabwe Demo Tuntut Pendidikan Gratis

Kompas.com - 19/08/2016, 23:18 WIB

HARARE, KOMPAS.com - Ratusan perempuan yang tergabung dalam kelompok Kebangkitan Perempuan Zimbabwe, Jumat (19/8/2016), berujuk rasa di kantor Kementerian Pendidikan di Harare, ibu kota negara.

Voice of America melaporkan, massa perempuan itu menuntut pendidikan gratis bagi anak-anak mereka. Aksi ini terjadi hampir 24 jam setelah aksi protes serupa digelar di Bulawayo, kota terbesar kedua Zimbabwe.

Lebih dari 300 demonstran membawa plakat, menyerahkan petisi kepada pejabat kementerian, Sylvia Masango. Mereka mendesak pemerintah harus menerapkan pendidikan gratis.

Hari sebelumnya, ribuan perempuan di Bulawayo turun ke jalan untuk menuntut pendidikan gratis untuk anak-anak, menandai unjuk rasa meluas di negara tersebut.

Unjuk rasa bersemboyan #BoikotBiayaSekolah itu digalang gerakan Kebangkitan Perempuan Zimbabwe (WOZA), yang menyebar petisi ke menteri menjelang memasuki tahun ajaran baru pada awal bulan depan.

Kantor berita Reuters melaporkan aksi hari sebelumnya, gerakan melibatkan sekitar 2.000 perempuan itu adalah rangkaian unjuk rasa terkait berbagai persoalan.

Di antaranya ialah rencana bermasalah penerbitan obligasi, yang diyakini dapat mengurangi dampak krisis karena kerendahan simpanan negara.

"Kami menuntut pemerintah menjalankan amanat undang-undang dengan memberi pendidikan gratis untuk seluruh rakyat," kata Jennie Williams, Koordinator WOZA.

Dengan merujuk pada perhimpunan orangtua, ribuan anak-anak dikeluarkan dari sekolah karena tidak membayar biaya pendidikan pada saat jutaan orang menganggur di negara itu.

Serikat pekerja memperkirakan, lebih dari 90 persen penduduk Zimbabwe, berjumlah 14 juta jiwa tak memiliki pekerjaan.

Namun, tak ada data jelas terkait tingkat pengangguran mengingat banyak warga bekerja di sektor informal.

Yayasan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dalam laporan terbaru mengenai pengawasan berkala menunjukkan adanya tren penurunan dalam tingkat partisipasi sekolah. Pihak itu tak memberi angka pasti mengenai jumlah orang di kelas.

Komite Kerentanan Zimbabwe bulan lalu melaporkan, lebih dari 15 persen anak di pedalaman putus sekolah karena tak mampu membayar biaya pendidikan.

Unjuk rasa itu menunjukkan, aksi protes kian memuncak menentang kepemimpinan Presiden Robert Mugabe (92) di tengah krisis ekonomi.

Polisi menahan lebih dari 100 demonstran dalam dua bulan terakhir pada unjuk rasa yang terjadi hampir tiap minggu.

Beberapa kasus dipicu krisis ekonomi itu berujung bentrok dengan polisi.

Dengan merujuk pada keterangan Williams, tak ada perempuan dalam aksi pada Kamis itu ditahan.

Unjuk rasa berlangsung selama satu jam, terlihat sejumlah perempuan membawa petisi dan membagikan selebaran ke warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com