Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penangkapan Dua Mahasiswi Indonesia di Turki, Belum Ada Indikasi Keterkaitan dengan Gulen

Kompas.com - 19/08/2016, 16:13 WIB

ANKARA, KOMPAS.com – Hingga saat ini belum ada konfirmasi dan indikasi keterlibatan dua mahasiswi Indonesia yang ditangkap aparat keamanan Turki di ibu kota Ankara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir alias Tata, Jumat (19/8/2016), mengatakan penyelidikan terhadap keduanya masih berlangsung.

Menurut Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, Kedubes RI di Ankara belum mendapat pemberitahuan resmi mengenai tuduhan atas dua mahasiswi itu.

Sebelumnya diberitakan, dua mahasiswi Indonesia telah ditangkap di rumah tinggal mereka di kota Bursa, Turki, 11 Agustus lalu, karena diduga terlibat jaringan Fethullah Gulen.

Mahasiswi pertama berinisial DP asal Demak, Jawa Tengah. Seorang lainnya, dengan inisial YU, berasal dari Aceh.

“Saat ini mereka masih diinvestigasi sejauh mana mereka dicurigai terlibat gerakan Gulen. Namun sampai saat ini belum ada konfirmasi atau indikasi keterlibatan mereka dalam kelompok Gulen,” kata Tata kepada BBC Indonesia.

Keduanya, menurut Arrmanatha, merupakan mahasiswi yang mengenyam pendidikan di Turki berkat beasiswa dari sebuah lembaga swadaya masyarakat asal Turki bernama Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association atau PASIAD.

“Kita juga telah memanggil charges d affaires Turki di Indonesia untuk menyampaikan penahanan WNI kita di Turki yang kebetulan mendapat beasiswa PASIAD,” kata Tata.

Secara terpisah, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan Kedutaan Besar RI di Ankara belum mendapat pemberitahuan resmi mengenai tuduhan yang dijatuhkan kepada kedua mahasiswi.

Menurut Lalu, diperoleh penjelasan bahwa semula keduanya tidak termasuk target penangkapan.

“Namun saat aparat keamanan melakukan penangkapan di salah satu rumah yang dikelola Yayasan Gulen, kedua mahasiswi ada di rumah tersebut dan mengakui bahwa mereka berdua memang tinggal di rumah tersebut,” kata Lalu.

Hingga kini, kata Lalu, KBRI Ankara berupaya memberikan perlindungan kepada keduanya dengan menyediakan pengacara.

Sejak upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu, pemerintah Turki berupaya menahan semua pengikut Fethullah Gulen di semua lini, termasuk di antaranya LSM pendidikan PASIAD.

Dalam rilis pers tertanggal 28 Juli 2016, Kedutaan Besar Turki di Jakarta mengumumkan bahwa PASIAD terkait dengan Fethullah Gulen dan meminta sembilan sekolah yang tersebar di Indonesia ditutup karena bekerja sama dengan PASIAD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com