Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutilasi Genital Tewaskan Dua Anak Perempuan di Afrika Barat

Kompas.com - 19/08/2016, 13:18 WIB

FREETOWN, KOMPAS.com - Seorang gadis remaja Sierra Leone, Afrika, bernama Fatmata Turai meninggal setelah menjalani ritual mutilasi genital yang gagal dilakukan.

Pejabat Sierra Leone, Kamis (18/8/2016), mengatakan, gadis remaja itu merupakan korban kedua dari praktik mutilasi genital pada perempuan (FGM), atau secara harariah disebut sunat perempuan.

Beberapa hari sebelum kejadian di Sierra Leone,  seorang gadis cilik berusia 10 tahun juga tewas akibat praktik yang sama di negara tetangga Guinea.

Praktik FGM tersebar luas di dua negara bertetangga di Afrika barat itu, seperti dilaporkan Agence France-Presse, Jumat (19/8/2016). 

Fatmata meninggal setelah dia disunat dalam upacara inisiasi di desa Mabolleh, Sierra Leone utara. Tiga perempuan yang terlibat dalam praktik FGM itu, termasuk bibi korban, telah ditangkap.

"Akan ada penyelidikan tentang keadaan yang menyebabkan kematian gadis tersebut," kata Wakil Menteri Urusan Masyarakat, Rugiatu.

Kematian Fatmata terjadi hanya beberapa hari setelah seorang gadis 10 tahun di Makpozou, di sebuah daerah terpenil Guinea selatan, menurut seorang pejabat di negara itu.

Menurut pejabat Guinea, gadis cilik itu meninggal di kamp sunat yang khusus disediakan anak perempuan atau gadis belia.

DPA/Unicef Praktik mutilasi genital pada perempuan (FGM) di Afrika selain menggunakan silet, juga pisau, yang tidak steril.
Pemerintah Guinea mendesak masyarakat melakukan praktik FGM untuk "berhenti mengorbankan anak-anak" dan berjanji memerangi "praktik keji" tersebut.

Sunat pada perempuan adalah praktik yang umum di Afrika barat. Serra Leone baru-baru ini telah meratifikasi protokol  Uni Afrika 2003 yang bertujuan untuk melarang praktik FGM.

Laporan tentang praktik FGM pernah dirilis UNICEF di kantor pusat PBB di New York,  Februari lalu, tentang adanya praktik tersebut di 30 negara, dengan mayoritas di Afrika.

UNICEF menyebutkan, setengah dari mereka yang terkena dampak FGM tinggal di Afrika, bahkan juga di Indonesia. Sekitar 44 juta perempuan yang mengalami FGM berusia di bawah 14 tahun.

"Dalam setiap kasus, praktek FGM melanggar hak-hak anak dan perempuan," kata Geeta Rao Gupta, Wakil Direktur Eksekutif UNICEF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com