Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca Buku soal Suriah di Pesawat, Wanita Ini Dikira Teroris lalu Ditangkap

Kompas.com - 05/08/2016, 13:42 WIB

SHEFFIELD, KOMPAS.com - Tanpa diduga-duga, seorang wanita ditangkap dan diinterogasi oleh aparat kepolisian karena membaca buku di kabin pesawat yang ditumpanginya.

Perempuan berparas cantik itu ditangkap setelah sebulumnya awak kabin mendapati dia tengah membaca buku tentang kesenian Suriah, dalam penerbangan menuju Turki. 

Pramugari Thomson Airways lalu berinisiatif melaporakan temuan yang dinilai mencurigakan itu kepada aparat. 

Tentu, wanita berusia 27 tahun, dengan nama Faizah Shaheen itu bukan teroris. Wanita itu bahkan baru saja menikah, dan terbang ke Turki untuk merayakan bulan madunya. 

Dalam pemeriksaan yang didasari undang-undang anti-terorisme itu, terungkap, Shaheen adalah seorang psikoterapis dari Leeds.

Dia justru bekerja untuk National Health Service di Inggris, khusus untuk bidang kesehatan mental. Shaheen biasa melayani para remaja, demi mencegah mereka terjerumus dalam radikalisasi.

Dalam penerbangan itu, Shaheen sedang membaca buku Syria Speaks: Art and Culture from the Frontline.

"Ini terlihat seperti buku seni yang bagus, dan dikompilasi oleh orang-orang yang hebat juga, dan saya khusus memesan buku itu," ungkap Shaheen.

Penangkapan dan interogasi itu terjadi di Bandara Doncaster, Sheffield, London, 25 Juli lalu, saat dia kembali dari bulan madu.

Seorang pramugari Thomson Airways melaporkan Shaheen terkait perilaku mencurigakan dalam penerbangan keluar dari Inggris dua minggu sebelum penangkapan.

Tentu, Shaheen marah dan berlinang air mata.

Dia lalu merasa penangkapan itu terjadi karena agama dan latarbelakang rasialnya. Shaheen adalah pemeluk agama Islam, dan terlihat sebagai wanita keturunan timur tengah.

Terkait kejadian ini, dia berencana mengajukan keluhan resmi kepada polisi dan juga Thomson Airways.

“Aparat kepolisian melakukan pemeriksaan selama 15 menit di bawah ketentuan undang-undang tentang terorisme," demikian dikutip dari the Guardian.

UU itu mengatur aparat penegak hukum dapat menangkap seseorang tanpa alasan dan hanya berlandas pada kecurigaan yang bersangkutan terkait aksi kriminalitas, termasuk terorisme. 

“Saya benar-benar tak bersalah. Tapi saya dibuat sungguh bak seorang pelaku," keluh Shaheen seperti dirilis The Independent.

“Saya mengantre di loket imigrasi untuk pemeriksaan paspor, dan saat itu saya melihat dua polisi mendekati saya," kata dia.

"Mereka lalu membawa saya ke sisi, dan meminta saya untuk memperlihatkan paspor saya lagi," sambung Shaheen. 

“Saya tanya kenapa? Lalu mereka bilang, polisi mendapat laporan bahwa saya membaca buku yang mencurigakan dan saya ditanyai dengan dasar UU anti-terorisme," kata perempuan itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com