Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pecahan Sayap Pesawat Muncul Harapan Ungkap Misteri Jatuhnya MH370

Kompas.com - 01/08/2016, 15:51 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Otoritas dari Australia yang memimpin pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 berharap sebuah temuan bagian pecahan pesawat di Tanzania dapat mengungkap misteri tentang bagaimana pesawat itu jatuh. 

Harapan itu di tengah minimnya informasi atas puing yang ditemukan setahun lalu. Sama halnya dengan perburuan bawah laut di lepas pantai barat Australia yang ditarik tanpa adanya hasil yang memuaskan.

Muncul spekulasi bahwa pesawat itu bahwa pesawat itu jatuh di Samudera Hindia Selatan, setelah rangkaian penemuan puing di kawasan itu.  

Pesawat MH370 mengangkut 239 penumpang dan kru, saat hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, 8 Maret 2014. 

Pecahan pesawat yang terkait dengan kecelakaan ini pertama kali ditemukan berupa pecahan sayap sepanjang dua meter. Puing yang biasa dikenal dengan sebutan "flaperon" ini ditemukan di Pulau Reunion setahun silam.

Baca: Perancis Pastikan Puing Sayap di Pulau Reunion Bagian dari MH370

Namun pecahan yang diperiksa oleh peneliti Perancis itu, meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab tentang bagaimana pesawat itu tercebur ke laut.

"Kami juga telah melihat beberapa analisis dari Perancis yang menunjukkan bahwa pecahan 'flaperon' itu dalam posisi aktif," ungkap Peter Foley, Kepala misi pencarian MH370, dari Biro Keamanan Transportasi Australia (ATSB).

Foley mengungkapkan hal itu dalam siaran jaringan televisi Channel Nine, Minggu malam, dan dikutip kantor berita AFP, Senin (1/8/2016). 

Posisi "aktif" dari bagian pesawat itu menggambarkan kemungkinan pesawat mengambil posisi mendarat ketika masuk ke air. Hal itu pun sekaligus mengindikasikan adanya peran pilot yang mengendalikannya.

Baca: Spekulasi Pilot MH370 Bunuh Diri Muncul Lagi, Apa Reaksi PM Turnbull?

Selama ini, para penyelidik mempertimbangkan semua skenario berkaitan dengan kecelakaan itu.

Dari semua skenario yang ada, satu yang dirasa paling mendekati adalah bahwa pesawat itu melaju tanpa kendali dan kehabisan bahan bakar. 

Demikian dikatakan mantan Kepala ATSB Martin Dolan pada bulan Maret lalu.

Foley kala itu juga mengatakan, jika pilot masih memegang kendali atas pesawat, ada kemungkinan jangkauan jelajah pesawat yang lebih jauh dari lokasi jatuh yang diperkirakan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com