Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Segera Pecat Duta Besar yang Terlibat Kudeta

Kompas.com - 26/07/2016, 19:03 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, kementeriannya segera memecat para duta besar yang terkait dengan kudeta militer yang gagal.

Namun, Cavusoglu tidak merinci duta besar mana saja yang akan diberhentikan dari jabatan mereka.

"Bisakah saya bekerja dengan nyaman sebagai menteri luar negeri sebelum saya membersihkan para pengkhianat ini dari kementerian saya?" kata Cavusoglu.

"Saya akan lakukan apapun yang diperlukan selama hal itu masih dalam aturan hukum," tambah dia.

Cavusoglu juga memperingatkan, AS bahwa hubungan diplomatiknya dengan Turki akan mengalami krisis jika tidak segera menyerahkan Fethullah Gulen.

Sementara itu, pemerintah AS berulang kali meminta pemerintah Turki memberikan bukti kuat keterlibatan Gulen dalam kudeta itu sebelum mempertimbangkan permintaan ekstradisi.

Pekan ini, Cavusoglu terbang ke Washington untuk membicaraka masalah Fethullah Gulen ini, tetapi sejumlah kalangan mengatakan, jika AS setuju untuk mengekstradisi Gulen maka prosesnya bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Situasi bertambah panas ketika harian terbitan Turki, Yeni Safak, memajang foto dan nama seorang komandan AD Amerika Serikat di halaman utamanya.

Harian yang pro-pemerintah Turki itu menuduh sang komandan sebagai dalang utama kudeta militer yang gagal menjatuhkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Sementara itu, Ankara menunjukkan rasa frustrasi terkait apa yang disebutnya rasa solidaritas yang minim dari dunia internasional pasca-upaya kudeta.

Negara-negara Barat menyatakan dukungan terhadap demokrasi Turki tetapi di sisi lain mengecam penangkapan besar-besaran yang dilakukan pemerintah.

Dengan kondisi ini, presiden komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mempertanyakan aspirasi Turki untuk bergabung dengan blok ekonomi itu.

"Saya yakin Turki, dalam kondisinya saat ini, tidak dalam posisi bisa menjadi anggota (Uni Eropa) dalam waktu cepat atau dalam waktu yang cukup lama," ujar Juncker.

Namun, pernyataan Juncker itu dibalas Cavusoglu yang mengatakan, Uni Eropa tidak bisa mengancam Turki.

"Kami melindungi nilai-nilai Eropa. Para pejabat Uni Eropa kerap mengatakan apa yang mereka pikirkan, tetapi saat pernyataan itu menjadi ancaman, maka hal tersebut menjadi kontraproduktif," kata Cavusoglu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com