Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jepang Ada Orang Berprofesi untuk Mendengarkan Keluh Kesah

Kompas.com - 22/07/2016, 12:05 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Untuk para pensiunan tua yang kesepian serta para pelajar yang mimpinya hancur, Takanobu Nishimoto dan teman-temannya bersedia menjadi pendengar keluh kesah mereka yang tak berani membahasnya dengan psikolog atau keluarga.

Namun, tentu saja mendengarkan keluh kesah ini bisa diperoleh dengan cuma-cuma, ongkosnya 10 dolar AS atau sekitar Rp 130.000 per jam.

Para "ossan" atau pria berusia antara 45-55 tahun itu bisa disewa secara online lewat situs yang disediakan Takanobu Nishimoto.

"Bagi saya, layanan ini adalah sebuah hobi di atas segalanya," kata Nishimoto.

Pria berusia 48 tahun ini memulai ide uniknya empat tahun lalu dan ternyata kini usahanya berkembang dengan lebih dari 60 orang "ossan" sewaan di seluruh Jepang.

"Ide awalnya adalah untuk meningkatnya citra orang-orang di usia saya, orang-orang yang mulai tak lagi dianggap serius orang di sekitarnya," tambah Nishimoto.

Nishimoto, yang juga masih meluangkan waktunya untuk mendengar keluh kesah, mengatakan dalam sebulan dia menangani 30-40 klien sebulan, 70 persennya adalah perempuan.

"Orang-orang yang menyewa saya biasanya meminta pendampingan selama satu atau dua jam, seringkali hanya mendengarkan mereka," ujar Nishimoto kepada AFP.

Dia memberi contoh salah seorang pelanggannya adalah perempuan berusia 80 tahun yang setiap pekan selalu menghubungi untuk menemaninya berjalan-jalan di sebuah taman.

"Saya sudah seperti anaknya sendiri," kata Nishimoto.

Klien lainnya sangat beragam, antara lain adalah seorang nelayan yang bosan merasa kesepian saat menangkap ikan, mahasiswa dengan ambisi bisnis tapi tak didukung keluarga dan seorang karyawan yang tak tahu harus bersikap kepada atasannya.

Nishimoto mengaku telah beberapa kali mencoba berhenti dari kegiatannya ini, tetapi dia menyadari bahwa dirinya juga membutuhkan para kliennya seperti mereka membutuhkan dia.

"Saya tak pernah tahu apa yang mereka inginkan saat menyewa jasa saya, dan terus terang itu sedikit menakutkan tetapi juga sangat menarik," kata dia.

"Sejujurnya, saya tidak pernah menemukan masalah dengan para klien seaneh apapun mereka...saya mendapatkan banyak pengalaman emosional," dia menegaskan.

Jepang menghadapi perjuangan menghadapi isolasi sosial, salah satunya adalah fenomena "hikikomori" yaitu kondisi saat seseorang tak mau meninggalkan rumahnya dan bersosialisasi.

Biasanya para penderita "hikikomori" ini lebih banyak mengurung diri di dalam kamar sambil bermain video games atau berselancar di dunia maya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com