Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beijing: Patroli AL Asing di LCS Bisa Berakhir Bencana

Kompas.com - 18/07/2016, 15:55 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Patroli laut atas dasar kebebasan bernavigasi oleh angkatan laut asing di Laut China Selatan (LCS) bisa berakhir "bencana."

Seorang perwira tinggi Angkatan Laut China mengungkapkan hal itu dalam sebuah peringatan terhadap Amerika Serikat, seperti dilaporkan Reuters, Senin (18/7/2016).

Peringatan itu juga semakin keras setelah keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) muncul pada 12 Juli lalu yang mementahkan klaim China.

Beijing mengabaikan keputusan PCA, yang berbasis di Den Haag, Belanda. PCA dalam keputusannya mengatakan, China tidak berhak mengklaim seluruh wilayah LCS.

PCA juga menegaskan, China telah melanggar kedaulatan Filipina, sebagai negara yang mengajukan gugatan sejak 2013 bahwa China melanggar wilayahnya.

Beijing emosional dengan mengeluarkan reaksi marah atas permintaan dari para negara Barat, Filipina, Australia, dan Jepang untuk menghormati keputusannya.

China telah berulang kali menyalahkan AS yang dinilainya selalu membuat keruh permasalahan di LCS, jalur perairan strategis bagi kapal-kapan niga bernilai lima triliun dollar AS per tahun.

Selain China dan Filipina, wilayah perairan LCS juga menjadi medan pertikaian yang juga melibatkan Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.

AS telah melakukan serangkaian patroli atas nama kebebasan bernavigasi di dekat pulau-pulau yang dikuasai China.

Hal itu membuat Beijing marah besar yang sekaligus meningkatkan kehadiran militernya di kawasan sengketa.

Laksamana Sun Jiangou, Wakil Kepala Departemen Staf Gabungan di Komisi Militer Pusat China, dalam sebuah forum tertutup di Beijing, akhir pekan lalu mengatakan, isu kebebasan bernavigasi adalah isu palsu yang seringkali dibesarkan oleh negara tertentu.

"Kapan kebebasan bernavigasi di LCS terkena pengaruh? Belum pernah, baik di masa lalu maupun saat ini, dan ke depannya tidak akan ada masalah selama tidak ada satu pihak pun yang bermain," katanya.

BBC/UNCLOS/GOOGLE MAP Peta wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Menurut Sun, China merupakan penikmat keuntungan terbesar dari kebebasan bernavigasi di LCS dan tidak akan membiarkan siapapun merusaknya.

"Namun China konsisten menentang apa yang disebut dengan kebebasan navigasi militer bergandengan dengan ancaman militer, dan yang menentang serta tidak menghormati hukum laut internasional," kata Sun

"Kebebasan navigasi militer seperti ini merusak kebebasan navigasi di Laut China Selatan, dan itu bisa berakhir dengan bencana," tambah Sun tanpa merinci.

Sun mengatakan, keputusan PCA pekan lalu harus digunakan oleh angkatan bersenjata China untuk meningkatkan kemampuannya pada saat dibutuhkan.

"Militer dapat memberikan sebuah peran penting dalam saat-saat terakhir untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan negara kami," katanya.

Administrasi Keamanan Maritim China mengatakan, sebuah wilayah lepas pantai timur Hainan akan dilarang untuk dilintasi antara 19-21 Juli karena akan digunakan untuk latihan militer.

China biasanya beralasan bahwa latihannya di LCS sebagai sebuah rutinitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com