Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawal Sekularisme, Erdogan, dan Kudeta

Kompas.com - 16/07/2016, 14:14 WIB

KOMPAS.com - Upaya kudeta militer menjadi ujian paling besar dan menantang bagi  Recep Tayyip Erdogan sejak menjadi presiden Turki pada 2013 lalu.

Bukan kali ini saja pemerintahan Erdogan diterpa guncangan dan berhasil lolos. Erdogan pernah diserang isu korupsi, pemerintahannya juga pernah digoyang unjuk rasa warga dan kali ini kudeta militer.

Khusus kudeta militer kali ini patut diduga motif di belakangnya adalah keresahan militer terkait haluan politik Erdogan yang diyakini banyak kalangan berusaha menghilangkan budaya sekuler Turki yang sudah dianut selama ini.

Militer Turki, sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan seuah republik sekuler menggantikan Kekaisaran Ottoman, menempatkan diri menjadi pengawal kesekuleran Turki.

Salah satu korban kudeta militer Turki adalah Necmetin Erbakan, yang menjabat perdana menteri pada 1996-1997, karena dituduh hendak menjadikan Turki negara Islam fundamentalis.

Untuk memahami kudeta militer Turki kali ini, ada baiknya kita menelusuri sejarah angkatan bersenjata negeri itu di dalam kancah politik Turki.

Pengawal sekularisme Ataturk

Sejak Mustafa Kemal Ataturk mendirikan Republik Turki pada 1923, dia dengan tegas melarang para perwira militer yang masih aktif berdinas menggeluti politik.

Perintah tegas itu kemudian dituangkan di dalam hukum militer nomor 1632 pada 22 Mei 1930.

Sejak saat itu, militer Turki memosisikan diri sebagai penjaga sekularisme dan ideologi Kemailsme atau Ataturkisme.

Ideologi ciptaan Kemal Ataturk itu pada intinya ingin memisahkan Republik Turki dengan citra Kekaisaran Ottoman di masa lalu serta mengadopsi cara hidup Barat untuk masyarakat Turki.

Cara hidup barat yang diadopsi Turki adalah demokrasi, kesetaraan hak untuk perempuan, sekularisme, dukungan terhadap kemajuan sains dan pendidikan murah dan banyak hal lainnya.

Salah satu hal terpenting dalam perkembangan Republik Turki adalah diadopsinya sekularisme yaitu pemisahan antara urusan pemerintahan dan masalah agama.

Hal besar lain yang dilakukan Ataturk adalah dengan resmi membubarkan Kekaisaran Ottoman pada 3 Maret 1924. Dia juga menghapus kalimat "Islam adalah agama negara Turki" dari konstitusi pada 5 Februari 1937.

Dengan dasar ini, Turki melarang segala sesuatu yang berafiliasi dengan agama apapun baik dari sisi politik hingga kehidupan sehari-hari.

Sejak masa pemerintahan Ataturk, semua simbol-simbol keagamaan di luar rumah-rumah ibadah tak boleh ditampilkan. Namun, Ataturk masih memperkenankan warga, khususnya umat Islam, mengenakan busana Muslim, seperti hijab atau kerudung bagi perempuan.

Namun, aturan berubah pada 1982 menyusul kudeta militer pada 1980 oleh para perwira militer penganui ideologi Kemalis garis keras.

Setelah berkuasa usai kudeta, militer bahkan melarang perempuan Muslim mengenakan hijab atau kerudung di institusi pemeintahan atau universitas. Langkah ini mendapat kecaman dari parlemen Eropa dan pengadilan HAM Eropa saat itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com