Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 1960, Militer Turki Sudah Kerap Menggelar Kudeta

Kompas.com - 16/07/2016, 09:53 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com - Upaya kudeta yang dilakukan militer Turki pada Jumat (15/7/2016) bukanlah yang pertama kali dialami negeri itu. Sejak 1960, militer Turki sudah beberapa kali melakukan kudeta.

Berikut catatan singkat beberapa kudeta yang dilakukan militer Turki:

1960

Kudeta militer pertama di Turki terjadi pada 1960, ketika militer berhasil menggulingkan pemerintahan yang berujung ditahannya Presiden Celal Bayar dan PM Adnan Menderes.

Mereka kemudian diadili dengan dakwaan melakukan pekhianatan terhadap negara dan seperti dilaporkan Al Jazeera, Menderes dieksekusi di tiang gantungan.

Jenderal Cemal Gursel, yang memimpin kudeta, kemudian mengambil alih jabatan presiden dan perdana menteri.

Militer mendominasi politik Turki hingga sekitar 1965 ketika pemeirntahan dikembalikan kepada rakyat yang kemudian memilih perdana menteri baru.

1971

Militer kembali memberontak dan menggulingkan pemerintah menyusul kekerasan dan kekacauan yang terjadi selama beberapa bulan.

Kerusuhan dan ketegangan politik itu dipicu resesi ekonomi dan perlawanan rakyat terkait menguatnya gerakan kelompok Islam di negeri itu.

Kudeta kali ini disebut "kudeta memorandum" karena diwarnai ulimatum Jenderal Memduh Tagmac kepada PM Suleyman Demirel dan memaksa dia membubarkan pemerintahan.

Tak seperti kudeta 1960, kali ini militer tak mengambil alih kekuasaan, tetapi mengawasi ketat jalannya pemerintahan dan kabinet yang dijalankan Partai Republik yang berhaluan sekular.

Pemerintahan ini bertahan hingga 1974 ketika parlemen memilih seorang presiden baru.

1980

Kudeta militer pada 1971 ternyata tidak membuat kondisi politik Turki membaik.

Halaman:
Baca tentang
Sumber USA Today
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com