Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: 300 Orang Tewas akibat Bentrokan Senjata di Sudan Selatan

Kompas.com - 15/07/2016, 21:44 WIB

GENEVA, KOMPAS.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (15/72015), mengatakan, 300 orang tewas dalam empat hari pertempuran di Juba, Sudah Selatan dan 42.000 orang mengungsi.

Kekerasan bersenjata terbaru melibatkan tentara mantan pemberontak yang dipimpin mantan Wakil Presiden Riek Machar dan loyalis Presiden Salva Kiir.

"Setidaknya lebih dari 300 orang mati sejak 8 Juli," kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tarik Jasarevic. PBB mengatakan tidak memiliki jumlah korban yang terluka.

Menurut PBB, kekerasan pecah antara 8-11 Juli. Jika kekerasan itu terus berlanjut, bukan tidak mungkin Sudan Selatan akan terperosok ke dalam perang saudara lebih dasyat.

“Kekerasan telah menyebabkan 42.000 orang mengungsi di negeri sendiri,” kata William Spindler, juru bicara badan pengungsi PBB.

Sedangkan jumlah warga yang mengungsi ke negara tetangga kini mencapai 835.000 orang. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan, banyak warga telah kembali.

"Akses kemanusiaan kepada warga yang terkena dampak telah meningkat secara dramatis sejak Senin(11/7/2016). Hal ini dapat dipertahankan jika gencatan senjata terjaga", kata John McCue, Kepala Operasii IOM di Selatan Sudan.

Pemecatan Machar sebagai wakil presiden pada 2013 memicu siklus pembunuhan balas dendam yang memecahbelah warga.

Sudan Selatan memiliki sejarah panjang kekerasan etnis, sejak masih bergabung dengan Sudan, sehingga lebih dari 2 juta warganya mengungsi.

Konflik telah ditandai dengan pelanggaran hak mengerikan, termasuk perkosaan secara massal oleh kelompok penjahat, pembakaran toko pertanian, dan kanibalisme.

Menurut PBB, ada sekitar 114.000 pengungsi Sudan Selatan yang berada di di negara-negara sebelum Desember 2013.

Sekarang ini jumlah pengungsi Sudan Selatan di negara tetangga telah membengkak menjadi 835.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com