Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Sengketa Laut China Selatan, Indonesia Tingkatkan Keamanan di Natuna

Kompas.com - 13/07/2016, 15:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan memperkuat keamanan di sekitar kepulauan Natuna yang berada di  Laut China Selatan.

Pernyataan ini disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sehari setelah keputusan Mahkamah Arbitrase dalam sengketa Laut China Selatan.

Ryamizard mengatakan, peningkatan keamanan itu termasuk mengerahkan kapal-kapal perang, pesawat tempur F-16, penempatan rudal darat ke udara, radar dan sejumlah "drone".

Selain itu, lanjut Ryamizard, penambahan beberapa pelabuhan dan landasan udara baru di Natuna juga termasuk dalam upaya memperkuat keamanan ini.

"Semua ini akan berlangsung dalam beberapa bulan dan akan selesai kurang dari setahun. Ini akan menjadi mata dan telinga kami," ujar Ryacudu, Rabu (13/6/2016), dalam wawancara dengan kantor berita AFP.

"Jadi kami bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di Kepulauan Natuna dan kawasan sekitar di Laut China Selatan," lanjut Ryacudu.

Tak seperti negara-negara tetangganya, Indonesia sudah sejak lama tak memiliki sengketa wilayah di Laut China Selatan dengan China dan tidak pernah mengklaim kepemilikan wilayah di kawasan tersebut.

Namun, klaim Beijing atas hampir semua wilayah di perairan seluas tiga juta kilometer persegi itu kini tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di sekitar Kepulauan Natuna.

Alhasil, sudah beberapa kali terjadi "persinggungan" antara kapal-kapal patroli TNI AL dengan kapal nelayan serta penjaga pantai China.

Bulan lalu, Indonesia benar-benar terganggu dengan semakin meningkatnya "invasi" kapal-kapal China di wilayah itu hingga sempat menimbulkan betrok kecil.

Usai insiden tersebut, Presiden Joko Widodo menggelar rapat kabinet di atas kapal perang di perairan Natuna sekaligus mengirimkan pesan kepada China bahwa Indonesia akan mempertahankan wilayahnya yang terpencil itu.

Selain, menambah peralatan perang di kawasan itu, Indonesia juga mengerahkan pasukan khusus angkatan udara dan laut serta satu batalion angkatan darat ke Natuna.

Semua akan ditempatkan di kepulauan terpencil itu saat pembangunan barak dan perumahan militer sudah selesai.

Meski demikian, Ryacudu menegaskan, langkah Indonesia ini bukan dimaksudkan untuk meningkatkan level militerisasi di Laut China Selatan.

Langkah ini, tambah pensiunan jenderal itu adalah merupakan hak Indonesia untuk mempertahankan perbatasannya.

"Natuna adalah pintu depan Indonesia, mengapa kepulauan itu tidak dijaga?" ujar Ryacudu.

Pada Selasa (12/7/2016), Mahkamah Arbitrase di Den Haag, Belanda memenangkan Filipina dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Namun, China menanggapi keputusan Mahmaham Arbitrase itu dengan keras dan memperingatkan negara-negara yang bersengketa bahwa negeri itu akan mengubah wilayah itu menjadi "arena perang" serta mengancam akan memberlakukan zona pertahanan udara di kawasan strategis itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com