Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Tato Buddha di Kaki, Turis Spanyol Dideportasi dari Myanmar

Kompas.com - 11/07/2016, 17:55 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Seorang turis asal Spanyol terancam dideportasi dari Myanmar setelah ketahuan memiliki tato sosok Buddha di kakinya. Demikian penjelasan kepolisian, Senin (11/7/2016).

Turis itu awalnya ditahan di Bagan, kota kuno di wilayah tengah Myanmar yang dikenal dengan ribuan candi dan pagodanya yang indah.

"Para biksu di Bagan melihat tato Buddha di kaki kanan turis itu saat dia mengenakan celana pendek. Mereka melaporkan hal itu karena dianggap tidak sopan," ujar seorang perwira polisi di Bagan.

Perwira polisi yang tak mau disebutkan namanya itu mengatakan, turis Spanyol tersebut kemudian ditahan dan dikirim ke Yangon.

Seorang petugas polisi di bandara Yangon, yang juga tak mau disebut identitasnya, membenarnya penahanan itu dan menambahkan turis itu akan dideportasi ke Bangkok pada Senin malam.

"Kami akan mendeportasi dia karena melanggar aturan bagi turis di sini," kata polisi itu.

Di Myanmar, yang mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha, menampilkan sosok Buddha secara tidak sopan bisa memberi masalah , terutama bagi para turis.

Tahun lalu, seorang manajer bar asal Selandia Baru harus mendekam 10 bulan di penjara setelah terbukti "menghina agama" karena menggunakan gambar sosok Buddha untuk mempromosikan sebuah produk minuman.

Pada 2014 seorang turis asal Kanada yang kebetulan beragama Buddha, diusir dari Myanmar juga karena memiliki tato Buddha di kakinya.

Tak hanya Myanmar yang memiliki aturan ketat soal sosok Buddha ini. Pada 2014, seorang perawat asal Inggris diusir dari Sri Lanka karena memiliki tato Buddha di lengannya meski sang perawat memeluk agama Buddha.

Di berbagai bandara Thailand dipampang peringatan bagi para wisatawan agar tidak membuat tato atau membeli patung Buddha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com