SYDNEY, KOMPAS.com - Rakyat Australia akan berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara dalam pemilihan federal, Sabtu (2/7/2016).
Rakyat negara itu akan memutuskan apakah partai kecil, entah Partai Sex, Partai Ganja, dan Partai Hijau, akan menggantikan pemerintah yang sedang berkuasa.
Walaupun perubahan iklim, imigrasi dan pendidikan merupakan masalah utama. Isu ekonomi kemungkinan besar akan menentukan siapa yang menang.
Australia telah terhindar dari resesi selama 25 tahun. Namun, masa depan masih samar-samar setelah lonjakan pendapatan yang didorong oleh permintaan China akan bijih besi dan batubara terus memudar.
Di Sydney, pembangunan apartemen baru menjamur sejalan dengan meningkatnya jaringan transportasi.
Saat sektor pertambangan menurun, Australia bergantung pada kebangkitan industri konstruksi, serta sektor manufaktur, pariwisata, dan pertanian.
Tapi keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa telah menciptakan kecemasan yang besar di sana, dan pemimpin politik Australia telah menempatkan keamanan ekonomi sebagai jantung kampanye pemilu mereka.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan kepada para pemilih, bahwa negara membutuhkan stabilitas yang mampu diberikan oleh pemerintah koalisinya yang berhaluan kanan tengah.
Pemimpin Partai Buruh yang beroposisi, Bill Shorten, menyebut perdana menteri itu adalah pemimpin yang lemah seperti Perdana Menteri Inggris David Cameron yang baru saja dikalahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.