Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerang Bandara Istanbul Diyakini Ingin Sandera Puluhan Orang

Kompas.com - 01/07/2016, 16:28 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com - Sebuah harian terbitan Turki, Jumat (1/7/2016), menyebut tiga pelaku bom bunuh diri di bandara Ataturk, Istanbul diyakini berencana untuk menyandera puluhan orang.

Harian pro-pemerintah, Sabah mengabarkan, para penyerang menyisir lokasi yang akan diserang dan berencana menyandera puluhan calon penumpang di dalam terminal sebelum meledakkan diri.

Namun, mereka harus melakukan serangan di luar rencana setelah gerak-gerik mereka mengundang kecurigaan aparat keamanan bandara.

"Mereka mengenakan mantel, meski udara cukup panas, untuk menyembunyikan rompi bunuh dirinya. Hal itu menarik perhatian beberapa orang dan polisi," demikian harian Sabah.

Sebelumnya pemerintah Turki menuding ISIS berada di balik serangan itu dan mengidentifikasi tiga pelaku berasal dari Rusia, Uzbekistan dan Kyrgistan.

Sementara media massa Turki menyebut Akhmet Chatayev asal Chechnya dan otak dari serangan berdarah itu. Harian Hurriyet malah menyebut Akhmet adalah pemimpin sel ISIS di Istanbul.

Akhmet diyakini juga merancang dua aksi bom bunuh diri tahun ini di distrik wisata Sultanahmet, Istanbul dan kawasan belanja Istiklal awal tahun ini.

Harian Hurriyet mengabarkan, ketiga pelaku menyewa sebuah flat di distrik Fatih, Istanbul, yang banyak dihuni warga Suriah dan negara-negara Arab lainnya.

Ketiganya membayar langsung sewa flat sebesar 8.500 dolar AS atau sekitar Rp 111 juta untuk ongkos sewa selaa satu tahun.

Polisi kemudian menggerebek flat itu usai serangan. Menurut seorang penghuni lain bangunan itu, ketiga pelaku pengeboman selalu menutup jendela flat mereka dengan tirai.

Penghuni itu juga tak pernah bertemu ketiga orang tersebut tetapi dia kerap mendengar suara mereka dan melaporkan ke kepala lingkungan setempat soal aroma aneh yang datang dari flat ketiga orang itu.

"Aroma yang aneh seperti bau bahan kimia," kata perempuan itu kepada harian Hurriyet.

"Setelah polisi datang usai serangan di bandara, saya baru sadar bahwa saya tinggal di atas bahan peledak," tambah dia.

Hurriyet juga mengutip kesaksian seorang tukang pipa berinisial ES yang mengatakan salah satu dari ketiga orang itu datang ke tokonya dan memintanya memperbaiki saluran air.

"Dia bicara dalam bahasa Turki yang patah-patah dan kemudian membawa saya ke flatnya. Di sana saya melihat tiga orang yang wajahnya seperti bandit. Salah seorang selalu mendampingi saya saat bekerja. Setelah selesai saya pergi dan mereka membayar 20 Lira," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com