BIRMINGHAM, KOMPAS.com — Para pemimpin Ku Klux Klan merasa politik di Amerika Serikat sedang berpihak pada mereka, seiring meningkatnya mentalitas nasionalis, 'kami versus mereka' di seluruh negeri.
Lahir dari abu panas di AS bagian selatan setelah perang saudara, KKK mati dan dilahirkan kembali sebelum kalah dalam perlawanan terhadap hak-hak sipil tahun 1960-an.
Keanggotaan menyusut, persatuan kelompok terbelah, dan sejumlah anggota dipenjara karena serangkaian pembunuhan terhadap orang kulit hitam.
Banyak yang berasumsi kelompok ini mati, menjadi hantu berjubah putih dari kebencian dan kekerasan.
Namun sekarang ini, KKK masih hidup dan bermimpi bangkit kembali seperti dulu kala, seperti dilaporkan Voice of America, Kamis (30/6/2016).
Sebuah kekaisaran tak kasat mata yang menyebarkan tentakelnya ke seluruh lapisan masyarakat, itulah KKK saat ini.
Di tengah perayaan ulang tahun ke-150, KKK mencoba membentuk diri untuk era baru.
Bakar salib
Puluhan anggota Klan masih berkumpul di bawah langit AS selatan yang berbintang untuk membakar salib di malam yang sunyi.
Brosur KKK telah muncul di daerah pinggiran kota dari pelosok sampai timur laut dalam beberapa bulan terakhir.
"Kami akan mengupayakan persatuan Klan dan atau aliansi musim panas ini," ujar Brent Waller, pejabat United Dixie White Knights di Mississippi.
Dalam serangkaian wawancara dengan Associated Press, para pemimpin KKK mengatakan mereka merasa politik di AS sedang berpihak pada mereka.
Hal itu seiring meningkatnya mentalitas nasionalis, 'kami versus mereka' di seluruh negeri.
Menghentikan atau membatasi imigrasi, keinginan Klan yang dimulai tahun 1920-an, menjadi tujuan lebih dari dulu kala.
Para pemimpin KKK mengatakan keanggotaan telah meningkat di akhir masa jabatan kedua Presiden Barack Obama, meskipun sangat sedikit yang bersedia menyebutkan angka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.