Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkara Gugatan Filipina atas China di Laut China Selatan Segera Diputuskan

Kompas.com - 30/06/2016, 17:08 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Pengadilan arbitrase internasional dijadwalkan segera mengambil putusan yang amat dinantikan terkait sengketa Laut China Selatan.

Sidang putusan perkara gugatan Filipina terhadap China itu akan dibacakan pada 12 Juli mendatang di Den Haag, Belanda, markas pengadilan arbitrase internasional.

Amerika Serikat (AS), sekutu dekat Filipina, khawatir akan klaim besar China di Laut China Selatan.

Washington mengutarakan kembali dukungannya  kepada pengadilan arbitrasi tetap di Den Haag itu dan mendesak penyelesaian sengketa secara damai.

Manila melawan klaim bersejarah China terhadap 90 persen Laut China Selatan, salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia.

Sejumlah negara ASEAN memiliki tumpang tindih klaim di kawasan tersebut. Sengketa itu memicu kerisauan akan terjadinya konflik militer yang bisa mengganggu perdagangan dunia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan, pendekatan sepihak Manila itu menghina hukum internasional.

"Saya kembali menekankan bahwa pengadilan arbitrasi tidak memiliki kewenangan dalam kasus itu dan terhadap permasalahan terkait, dan seharusnya tidak mendengarkan atau mengeluarkan keputusan," kata Hong Lei.

Sekretaris Komunikasi Presiden Filipina, Herminio Coloma Jr, mengatakan, Manila "mengharapkan sebuah keputusan yang adil, yang akan mempromosikan perdamaian dan kestabilan di wilayah itu".

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Anna Richey Allen mengutarakan kembali dukungan AS terhadap pengadilan itu.

"Kami mendukung resolusi damai terhadap permasalahan di Laut China Selatan, termasuk penggunaan sejumlah mekanisme hukum seperti dengan pihak penengah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com