Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2016, 14:38 WIB

AUCKLAND, KOMPAS.com — Jika masalah utama yang dihadapi di banyak kota dunia adalah kekurangan permukiman dan pekerjaan bagi warganya, maka masalah itu tak dihadapi pada kota di Selandia Baru ini.

Kaitangata, kota kecil di Pulau Selatan, Selandia Baru, ini justru menghadapi hal sebaliknya, yaitu kelebihan perumahan dan pekerjaan, tetapi kekurangan penduduk.

Kini, warga kota itu tengah berupaya merekrut warga yang tinggal di kota-kota besar dan berbiaya mahal untuk pindah ke kota kecil tersebut.

Hanya 800 orang tinggal di Kaitangata, yang merupakan bagian dari distrik Clutha. Meski kecil dan sepi, kota ini memiliki sejumlah fasilitas, seperti sekolah dasar, bar, dan sebuah kedai pizza.

Belum lama ini, sebuah toko kelontong bernama On The Spot tutup setelah pemiliknya memutuskan pensiun dan tak ada yang menggantikannya.

Pemerintah setempat bersama para pebisnis lokal kini menawarkan berbagai hal, seperti diskon harga rumah dan kesempatan kerja di tempat itu.

Angka pengangguran di kota besar, seperti Auckland, sangat tinggi, sementara harga rumah juga sangat mahal. Sementara itu, di kota Kaitangata dan distrik Clutha terdapat sekitar 1.000 lapangan pekerjaan.

"Saat saya menganggur dan keluarga saya harus dihidupi, Clutha memberi saya kesempatan, dan kini kami ingin menawarkan kesempatan itu kepada warga Selandia Baru lainnya yang mungkin saat ini sedang kesulitan," kata Wali Kota Clutha, Bryan Cadogen, kepada harian The Guardian.

"Kami hanya memiliki dua pemuda yang menganggur. Bukan dua persen, hanya dua pemuda," tambah Cadogen.

Cadogen menambahkan, saat ini banyak keluarga di Selandia Baru mengalami kesulitan ekonomi sehingga sulit untuk menghidupi keluarga mereka.

"Banyak nilai kemasyarakatan di Selandia Baru, seperti memiliki rumah sendiri dan menghidupi keluarga, menjadi sebuah mimpi yang sulit diwujudkan. Bagi banyak orang di Selandia Baru, hidup adalah kesulitan tanpa akhir, dan itu menyedihkan," ujar Cadogen.

Cadogen menambahkan, pekerjaan di distrik yang dipimpinnya sangat bagus dengan gaji pertama mencapai 50.000 dollar Selandia Baru atau sekitar Rp 467 juta setahun.

Berbagai kesempatan kerja tersedia di wilayah ini, antara lain menjadi perawat, pekerjaan di bidang konstruksi, dan menjadi anggota militer.

Peternak sapi perah Evan Dick juga ingin agar semakin banyak orang bisa tinggal di kota kecil itu. Dia kini malah menjadi salah satu tokoh yang memimpin upaya perekrutan warga baru.

Evan menawarkan paket rumah dan tanah serta berbagai fasilitas lainnya, seperti bank, pengacara, dan layanan komunitas lokal untuk membantu proses relokasi warga baru.

Halaman:
Sumber BBC,Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com