Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Cabut Doktrin Militer Kontroversial

Kompas.com - 29/06/2016, 16:06 WIB

TEL AVIV, KOMPAS.com - Militer Israel akhirnya menghentikan kebijakan kontroversial "Doktrin Hannibal" yang diterbitkan pada 1980-an dan sudah menjadi doktrin militer negeri itu.

Doktrin itu mengharuskan pasukan di lapangan melakukan apapun untuk mencegah rekannya jatuh ke tangan musuh meski hal itu termasuk membunuh kawan mereka sendiri.

Meski ini merupakan doktrin militer, kebijakan ini menjadi target kritik tajam kelompok-kelompok penegak HAM dan memicu perdebatan di kalangan masyarakat Israel.

Doktrin itu ditujukan untuk mencegah agar musuh tidak menggunakan prajurit yang tertangkap tersebut sebagai alat tukar di kemudian hari.

Sehingga pasukan di lapangan diperintahkan langsung melepaskan tembakan ke arah musuhmeski tembakan itu bisa menewaskan prajurit yang ditawan musuh tersebut.

Para pengkritik mengatakan, kebijakan itu kemudian digunakan sebagai alasan atau justifikasi saat tentara melepaskan rentetan tembakan yang kemudian menewaskan warga sipil.

Seorang sumber memastikan bahwa Panglima Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayor Jenderal Gadi Eisenkot sudah mencabut kebijakan kontroversial itu.

Jenderal Gadi sepakat bahwa doktrin militer itu memberi terlalu banyak ruang interpretasi oleh pasukan di lapangan. Namun, sejauh ini doktrin pengganti belum diformulasikan militer karena masih menunggu masukan dari para petinggi militer, pakar hukum dan pakar etika.

Sebagian kalangan yakin nama Hannibal dipilih sesuai dengan langkah sang jenderal asal Kartago itu yang memilih mati dengan cara meracuni diri sendiri ketimbang ditangkap pasukan Romawi.

Namun, IDF bersikukuh nama Hannibal diperoleh setelah dengan menggunakan sistem pencarian acak yang berbasis komputer.

Daniel Nisman, seorang analis militer, mengatakan, Doktrin Hannibal ini dirancang untuk mencegah musuh-musuh Israel menggunakan prajurit yang tertangkap untuk menekan pemerintah.

"Ini adalah doktrin yang diharapkan bisa mengakhiri potensi penculikan secepatnya demi menghindari masalah strategis jangka panjang," kata Nisman.

"Doktrin ini memang sangat kontroversial dan sangat rumit," tambah Nisman.

Doktrin Hannibal mulai diperbarui setelah Ghilad Shalit, seorang prajurit IDF, ditangkap Hamas pada 2006 dan disandera selama lima tahun. Alhasil, Israel sepakat membebaskan 1.000 tahanan Palestina untuk ditukar dengan Shalit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com