Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 6 Tahun Rusak, Turki-Israel Resmi Teken Kesepakatan Pemulihan Hubungan

Kompas.com - 28/06/2016, 19:47 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki dan Israel akhirnya mengukuhkan pemulihan hubungan mereka dengan menandatangani kesepakatan pada Selasa (28/6/2016).

Kesepakatan itu resmi diteken oleh Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu di Ankara dan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel Dore Gold di Jerusalem.

Dengan ditandatanganinya kesepakatan itu, berarti Israel dan Turki bersama-sama memulihkan kembali hubungan mereka setelah rusak selama enam tahun.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon melihat momen tersebut sebagai tanda harapan demi ketenangan kawasan.

Kesepakatan untuk pemulihan hubungan dua negara itu telah diumumkan pada Senin (27/6/2016) oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu dan PM Turki Binali Yildirim.

Hubungan Israel dengan yang pernah menjadi sekutu utamanya itu hancur setelah marinir Israel menyerbu kapal pegiat pada Mei 2010 untuk mengucilkan wilayah perairan terhadap Jalur Gaza, yang diduduki Hamas.

Serangan itu menewaskan sepuluh warga Turki. Seorang pejabat Turki menggambarkan kesepakatan kali ini sebagai sebuah "kemenangan diplomatik" bagi negeri itu, meski Israel tetap tidak mencabut blokade terhadap Jalur Gaza.

Di bawah kesepakatan terbaru, penutupan perairan Gaza, yang ingin dicabut oleh Ankara, masih diberlakukan.

Namun, bantuan kemanusiaan terus diberikan ke Gaza melalui sejumlah pelabuhan Israel.

. .

Yildirim pada Senin kemarin mengatakan, kedua negara kemungkinan akan mengutus para duta "dalam satu atau dua pekan".

Israel, yang telah memberikan permohonan maaf atas serbuan terhadap kapal aktivis Mavi Marmara pada 2010, sepakat untuk membayar 20 juta dollar AS kepada keluarga korban tewas dan terluka.

Kesepakatan itu memerlukan Turki untuk menyetujui ketentuan ganti rugi pasukan Israel.

"Itu tanda penting dan penuh harap bagi kestabilan wilayah," kata Ban dalam pertemuan dengan Presiden Israel, Reuven Rivlin, di Jerusalem, Senin.

Saat mengunjungi sekolah PBB dan rumah sakit milik Qatar di Jalur Gaza, Selasa ini, Ban meminta Israel menghentikan penutupan itu.

"Penutupan Gaza menyiksa masyarakatnya, menghambat perekonomiannya dan menghalangi usaha pemulihannya. Itu hukuman menyeluruh untuk dipertanggungjawabkan," kata Ban.

Israel mengatakan bahwa penutupan Gaza itu diperlukan untuk menghalangi penyelundupan senjata Hamas, yang terakhir kali berperang melawan Israel pada 2014.

Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengucapkan terima kasih terhadap pemerintah Turki dalam upayanya mendesak Israel mencabut blokade terhadap wilayah Palestina tersebut.

Pencabutan blokade Gaza merupakan satu dari tiga syarat yang diajukan Turki untuk memperbaiki hubungan bilateralnya dengan Israel yang memburuk usai insiden Mavi Marmara enam tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com